Friday, November 14, 2014

Model Pembelajaran Sudbury

Oleh Rian Rifqi Ariyanto
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Akhir-akhir ini, para pemerhati pendidikan memerikan kritikan atas paradigma sekolah yang membedakan antara sekolah khusus dengan sekolah umum, mereka yang memiliki kebutuhan khusus dengan manusia normal. Para pemerhati pendidikan berpendapat bahwa setiap dalam diri manusia itu memiliki gaya dan irama belajar yang berbeda, dan manusia itu selain makhluk sosial juga merupakan makhluk individual. Hal ini berarti manusia memiliki keunikan, yaitu salah satunya keunikan dalam hal belajar, dan juga keunikan dalam meraih kesuksesan.
Di Amerika Serikat terdapat sekolah yang memberikan kebebasan sepenuhnya pada siswa untuk memilih gaya belajar yang diinginkan sesuai dengan individunya, yaitu Sekolah Demokratis Model Sudbury. Mereka berpendapat bahwa belajar itu proses yang kita lakukan, bukan proses yang bekerja untuk kita, dan memang seperti proses yang terjadi pada setiap orang, dimana saja dan kapan saja. Dari sekolah yang ada di Amerika ini, kita bisa melihat bahwa banyak cara untuk belajar tanpa ada intervensi pengajaran, atau dapat dikatakan intervensi dari seorang guru yang berkuasa. Sekolah Demokratis Model Sudbury menunjukkan bahwa tidak ada paksaan, tekanan, desakan, bujukan, atau disogok agar mau belajar. Dan tidak ada satu pun siswa lulusan sekolah ini yang tidak bisa membaca dan menulis, dan dalam kemampuan literasinya juga sepadan dengan siswa seumuran yang lain.
Di tengah metode-metode instruksional yang homogen dan terstandarisasi secara ketat, pendekatan alternatif pun dibutuhkan, salah satunya yaitu Model pembelajaran Sudbury sebagai alternatif yang memberikan kebebasan pada setiap siswa dan didorong untuk dilatih bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan, belajar sesuai gaya belajarnya sendiri. Semua itu lebih efektif dari pada mengukuti kewajiban kurikulum yang rigid.
Menurut Gerald Coles ada agenda-agenda rasional dibalik kebijakan pendidikan yang digunakan untuk mendukung argumentasi terkait dengan pengajaran literasi. Sayangnya, agenda-agenda ini menemukan kegagalannya di lapangan. salah satu agenda tersebut yaitu gagasan bahwa ada penjelasan neurologis atas mereka yang tidak memiliki kemampuan maksimal dalam belajar.

Sumber : Huda, Miftahul. 2013. MODEL-MODEL PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN : ISU-ISU METODIS DAN PARADIGMATIS. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR

0 komentar:

Post a Comment