Friday, October 24, 2014

KESULITAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Oleh Muhammad Toriq
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang

Kesulitan dalam menyusun RPP adalah masalah yang seringkali dihadapi dalam kehidupan pembelajaran para guru. Banyaknya kendala dalam penyusunan ini menyebabkan guru menjadi malas. Malas dalam arti kata malas menyusun RPP. Padahal sebagaimana yang kita ketahui, seorang guru itu diharuskan dan diwajibkan untuk menyusun RPP.
RPP sebuah kata-kata singkat yang sederhana, Pada RPP inilah rencana pembelajaran guru tertuang. Guru dalam pembelajarannya yang sudah pasti memiliki tujuan-tujuan yang disebut tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan bersenjatakan RPP, jika RPP bisa dianalogikan sebagai senjata, apa jadinya guru berperang tanpa menggunakan senjata?
Mengingat pentingnya peran RPP bagi para guru, maka akan sangat fatal apabila guru tidak menyusunnya. Sekarang mari memikirkan jawaban dari pertanyaan berikut: Apa sih yang membuat guru malas dalam menyusun RPP?
Jawaban dari pertanyaan di atas sudah berang tentu mengarah pada penyebab dari sulitnya guru dalam menyusun RPP. Secara umum kesulitan dalam penyusunan RPP dirincikan sebagai berikut.
Kesulitan pertama, guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jika guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunannya, maka secara otomatis rasa malas akan muncul ketika hendak menyusunnya. Sebenarnya ini adalah alasan klasik, karena pada tahun-tahun ini pemerintah sudah menggalakkan berbagai program sosialisasi yang menyangkut penyusunan RPP.
Kesulitan kedua, perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum akan berimbas kepada perubahan susunan komponen dalam RPP. RPP disusun mengikuti kaidah-kaidah dalam kurikulum. Kurikulum yang berlaku sekarang adalah Kurikulum 2013. Ini artinya RPP Kurikulum 2013 yang disusun sekarang akan berbeda susunannya dengan RPP pada kurikulum sebelumnya (KTSP). Perubahan ini seringkali menyulitkan guru.
Kesulitan ketiga, minimnya penguasaan teknologi komputerisasi para guru. Guru pada generasi-generasi terdahulu (atau yang disebut sebagai guru-guru yang berusia tua) rata-rata gagap akan teknologi komputerisasi. Segala pekerjaan yang menyangkut penyusunan kata-kata dalam suatu teks, termasuk dalam RPP, akan sangat mudah jika dikerjakan dengan bantuan komputer maupun laptop. Bayangkan saja jika RPP yang kini bisa dicopy-paste dari file buku guru harus ditulis manual dengan tangan. Pasti akan memakan waktu yang cukup lama, dan pastinya akan menjadi permasalahan yang menyulitkan guru.

0 komentar:

Post a Comment