Oleh Cahya Aristya Buana
Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar mempunyai tujuan agar siswa dapat belajar dan menguasai pelajaran dengan baik. Penelitian tindakan kelas diangkat menjadi bahan penelitian berangkat dari latar belakang perlunya diadakan pembaharuan dalam meningkatkan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran sebagai respon semakin melemahnya kualitas belajar siswa.
Dimana sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Keadaan tersebut jelas akan berdampak
kepada pembelajaran di dalam kelas, seperti kejenuhan serta penurunan motivasi
belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, melalui penelitian tindakan kelas
diharapkan guru mampu memainkan peran sebagai inovator pembelajaran. Rumusan
masalah yang diangkat oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas meliputi
tiga aspek, yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian strategi
role playing dalam meningkatkan motivasi belajar.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian
kualitatif, sebab dalam melakukan tindakan kepada subyek penelitian yang sangat
diutamakan adalah mengungkap makna. Sementara desain penelitian yang digunakan
yaitu penelitian tindakan kelas. Sifat penelitian tindakan kelas yang dilakukan
oleh peneliti adalah kolaboratif partisipatoris, yaitu kerjasama antara
peneliti dengan praktisi di lapangan (guru).
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Perencanaan penelitian
tindakan kelas meliputi dua aspek, yaitu perencanaan kelas dan perencanaan luar
kelas. Perencanan kelas berupa setting kelas, menyiapkan mental siswa, dan
menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan role playing. Sedangkan
perencanaan luar kelas berupa penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,
penetapan materi pembelajaran, dan menyiapkan lembar observasi.
2.
Pelaksanaan role playing
dengan materi perilaku terpuji terlaksana dengan baik. Siklus pertama, materi
yang dibahas adalah tekun dan ulet. Siklus kedua membahas mengenai sifat
teliti. Siklus ketiga membahas tema kerja keras. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan sebanyak tiga siklus.
3.
Pelaksanaan penilaian
dengan role playing dilakukan berdasarkan pada lembar observasi, dan dari hasil
penilaian post-test.
Apabila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional,
role playing memiliki keunggulan. Dimana ketika menggunakan metode
konvensional, suasana kelas kurang kondusif. Berbeda setelah role playing
diterapkan, secara bertahap keadaan-keadaan tersebut dapat teratasi dengan
baik. Berangkat dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi
pembelajaran role playing dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama
Islam. Dengan indikator keberhasilan antara lain:
1.
Siswa mempunyai rasa
tertarik terhadap pelajaran pendidikan agama Islam,
2.
Siswa mempunyai harapan
masa depan,
3.
Siswa semangat dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan
4.
Lingkungan kelas menjadi
lebih kondusif
Writer :
Cahya Aristya B /1102413123
Editor :
Dwi Puji Astuti /1102413106
0 komentar:
Post a Comment