Kalau kita menengok dunia
pendidikan di indonesia, kita akan tahu bahwa di indonesia sendiri terdapat
berbagai jenis pendidikan yang berbeda-beda. Mulai dari jenjang pendidikan
formal, pendidikan non formal, bahkan sekolah kedinasan dan juga jenis-jenis
sekolah lainya ada di indonsesia. Selebihnya, kita tentu juga akan mengetahui
bahwa di dalam setiap jenis dari bermacam-macam jenis ataupun bentuk pendidikan
tersebut juga terdapat sebuah proses dimana pada waktu-waktu tertentu atau
selama satu periode pendidikan selalu mengadakan kegiatan dalam rangka
penilaiaan terhadap hasil yang dicapai oleh setiap peserta didik maupun bagi
pendidiknya sendiri. Nah, pada dasarnya proses tersebut sering kita sebut dengan istilah evaluasi.
Kegiatan Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang sebelumnya telah
dirumuskna telah tercapai atau belum dan juga apakah materei pembelajaran yang
telah diarahkan sudah tepat atau belum. Semua pertanyaaan tersebut nantinya
akan dapat terjawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian tersebut. Di dalam
kegiatan evaluasi atau penilaian inilah guru sangat berperan penting, khususnya
sebagai evaluator yang baik. Sehingga, jelaslah bahwa guru harus mampu dan
terampil, serta memiliki kemampuan dalam melaksanakan evaluasi belajar.
Dalam fungsinya sebagai penilai
terhadap hasil belajar siswa-siswanya tersebut, guru hendaknya terus menerus
mengikuti dan mengamati hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu
ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi inilah yang nantinya bakal
dijadikan umpan balik (feed back) terhadap setiap proses belajar mengajar yang
elah dilakukan. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses
belajar mengajar akan terus dapat ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang
optimal.
Kegiatan evaluasi bisa dilakukan
dengan berbagai macam cara, misalnya dengan tes tertulis atau pun kegiatan post
test maupun pre test secara lisan, atau dengan kegiatan tanya jawab. Akan
tetapi, terserah cara mana yang akan digunakan oleh guru untuk evaluasi tidak
usah dipermasalahkan, yang jelas setiap guru haruslah paham dengan tujuan dan
manfaat dari evaluasi atau penialaian yang dilakukanya tersebut.
Akhir-akhir ini kalau kita
teliti di lapangan, banyak guru yang mengalami kegagalan dalam melaksanakan
evaluasi di akhir pelajaran. Karena ada guru yang sering menganggap sepele evaluasi
sehingga enggan melakukan evaluasi dalam proses belajarnya. Hal ini tentu tidak
lepas dari adanya faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut. Mengingat bahwat
Tes dan ujian yang mengukur pencapaian tujuan, belum mendapat perhatian yang
serius oleh guru dan instruktur pendidikan.
Berikut ini merupakan beberapa
faktor yang sering menjadi penyebab kegagalan guru dalam melakukan kegiatan
evaluasi dalam proses belajar mengajarnya, antara lain:
- Guru kurang menguasai materi pelajaran, sehingga kesulian dalam menyampaikan mater pelajaran dan membuat siswa sulit menangkap pelajaran dan akhirnya nilainya jauh dari yang diharapkan.
- Guru Kurang menguasai kelas, sehingga suasana kelas yang tidak menunjang mengganggu siswa dalam belajar.
- Guru enggan menggunakan alat peraga dalam mengajar, sehingga guru memaksa siswa untuk berfikir verbal sehingga membuat anak sulit untuk memahami pembelajar dan berpengaruh pada evaluasinya
- Guru kurang mampu memotivasi anak dalam belajar, sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran, anak kurang menaruh perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga ilmu yang terkandung di dalam materi yang disampaikan itu berlalu begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari anak didik.
- Guru menyamaratkan kemampuan anak di dalam menyerap pelajaran, sehingga Guru tidak mengetahui bahwa ada anak didiknya yang daya serapnya di bawah rata-rata mengalami kesulitan dalam belajar.
- Guru kurang disiplin dalam mengatur waktu, sehingga Waktu yang tertulis dalam jadwal pelajaran, tidak sesuai dengan praktek pelaksanaannya.
- Guru enggan membuat persiapan mengajar atau setidaknya menyusun langkah-langkah dalam mengajar, yang disertai dengan ketentuan-ketentuan waktu untuk mengawali pelajaran, waktu untuk kegiatan proses dan ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.
- Guru enggan membuat persiapan mengajar atau setidaknya menyusun langkah-langkah dalam mengajar, yang disertai dengan ketentuan-ketentuan waktu untuk mengawali pelajaran, waktu untuk kegiatan proses dan ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.
Penulis,
Panji Untoro
Editor,
Halimatus Syadiyah
Editor,
Halimatus Syadiyah
Sangat membantu banget ilmunya pak, makasih banyak atas pencerahannya.
ReplyDelete