Thursday, October 23, 2014

FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN GURU DALAM MELAKUKAN EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN



Kalau kita menengok dunia pendidikan di indonesia, kita akan tahu bahwa di indonesia sendiri terdapat berbagai jenis pendidikan yang berbeda-beda. Mulai dari jenjang pendidikan formal, pendidikan non formal, bahkan sekolah kedinasan dan juga jenis-jenis sekolah lainya ada di indonsesia. Selebihnya, kita tentu juga akan mengetahui bahwa di dalam setiap jenis dari bermacam-macam jenis ataupun bentuk pendidikan tersebut juga terdapat sebuah proses dimana pada waktu-waktu tertentu atau selama satu periode pendidikan selalu mengadakan kegiatan dalam rangka penilaiaan terhadap hasil yang dicapai oleh setiap peserta didik maupun bagi pendidiknya sendiri. Nah, pada dasarnya proses tersebut sering kita sebut  dengan istilah evaluasi.
Kegiatan Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang sebelumnya telah dirumuskna telah tercapai atau belum dan juga apakah materei pembelajaran yang telah diarahkan sudah tepat atau belum. Semua pertanyaaan tersebut nantinya akan dapat terjawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian tersebut. Di dalam kegiatan evaluasi atau penilaian inilah guru sangat berperan penting, khususnya sebagai evaluator yang baik. Sehingga, jelaslah bahwa guru harus mampu dan terampil, serta memiliki kemampuan dalam melaksanakan evaluasi belajar.
Dalam fungsinya sebagai penilai terhadap hasil belajar siswa-siswanya tersebut, guru hendaknya terus menerus mengikuti dan mengamati hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi inilah yang nantinya bakal dijadikan umpan balik (feed back) terhadap setiap proses belajar mengajar yang elah dilakukan. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan terus dapat ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Kegiatan evaluasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya dengan tes tertulis atau pun kegiatan post test maupun pre test secara lisan, atau dengan kegiatan tanya jawab. Akan tetapi, terserah cara mana yang akan digunakan oleh guru untuk evaluasi tidak usah dipermasalahkan, yang jelas setiap guru haruslah paham dengan tujuan dan manfaat dari evaluasi atau penialaian yang dilakukanya tersebut.
Akhir-akhir ini kalau kita teliti di lapangan, banyak guru yang mengalami kegagalan dalam melaksanakan evaluasi di akhir pelajaran. Karena ada guru yang sering menganggap sepele evaluasi sehingga enggan melakukan evaluasi dalam proses belajarnya. Hal ini tentu tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut. Mengingat bahwat Tes dan ujian yang mengukur pencapaian tujuan, belum mendapat perhatian yang serius oleh guru dan instruktur pendidikan.
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang sering menjadi penyebab kegagalan guru dalam melakukan kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajarnya, antara lain:
  1.  Guru kurang menguasai materi pelajaran, sehingga kesulian dalam menyampaikan mater pelajaran dan membuat siswa sulit menangkap pelajaran dan akhirnya nilainya jauh dari yang diharapkan.
  2. Guru Kurang menguasai kelas, sehingga suasana kelas yang tidak menunjang mengganggu siswa dalam belajar.
  3.  Guru enggan menggunakan alat peraga dalam mengajar, sehingga guru memaksa siswa untuk berfikir verbal sehingga membuat anak sulit untuk memahami pembelajar dan berpengaruh pada evaluasinya
  4. Guru kurang mampu memotivasi anak dalam belajar, sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran, anak kurang menaruh perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga ilmu yang terkandung di dalam materi yang disampaikan itu berlalu begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari anak didik.
  5. Guru menyamaratkan kemampuan anak di dalam menyerap pelajaran, sehingga Guru tidak mengetahui bahwa ada anak didiknya yang daya serapnya di bawah rata-rata mengalami kesulitan dalam belajar.
  6. Guru kurang disiplin dalam mengatur waktu, sehingga Waktu yang tertulis dalam jadwal pelajaran, tidak sesuai dengan praktek pelaksanaannya.
  7. Guru enggan membuat persiapan mengajar atau setidaknya menyusun langkah-langkah dalam mengajar, yang disertai dengan ketentuan-ketentuan waktu untuk mengawali pelajaran, waktu untuk kegiatan proses dan ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.
  8. Guru enggan membuat persiapan mengajar atau setidaknya menyusun langkah-langkah dalam mengajar, yang disertai dengan ketentuan-ketentuan waktu untuk mengawali pelajaran, waktu untuk kegiatan proses dan ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.




Penulis,
Panji Untoro

Editor,
Halimatus Syadiyah



1 comment:

  1. Sangat membantu banget ilmunya pak, makasih banyak atas pencerahannya.

    ReplyDelete