Saturday, January 10, 2015

Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptabel



Ada beberapa macam alat Bantu yang dapat diterima oleh siswa, agar mereka mudah memahami pelajaran diantaranya adalah:
· Audio-Visual
Cara ini menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan dalam sajian tayangan hidup (film). Tentu saja, cara ini lebih mudah menjadi pengalaman belajar kalau sajian tayangan mengandung unsur cerita yang berkaitan dengan pengalaman dan imajinasi siswa. Pencapaian kompetensi tentang sikap/attitude seperti pada mata pengajaran Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama, akan sangat membantu kalau dikemas dalam suatu cerita tayangan hidup yang menyentuh dimensi emosi dan perasaan. Alat audio visual dapat membantu anak-anak belajar dengan menyajikan dalam bentuk yang kongkrit. Film, film strip, model-model, dan lain memepermudah pengertian tentang konsep dan proses tertentu. Pengalaman belajar berupa eksperimen dalam laboratorium bermanfaat sekali untuk memahami ide atau pengartian yang sulit. (Brooks, J.G. & Brooks, M.G. 1993: 9)
Tak semua murid sanggup belajar dengan cara verbal yang abstrak. Alat audio-visual diperlukan untuk membantu mereka. Akan tetapi tak semua bahan harus disampaikan secara kongkrit. Kebanyakan pelajar dapat dan harus disampaikan secara verbal akan tetapi untuk bagian-bagian tertentu alat audio-visual atau alat intruksional pada umumnya sangat berguna untuk mempermudah dan memepercepat pemahaman bagi murid-murid tertentu.apa yang dikemukakan diatas merupakan usaha uantuk mempertinggi mutu mengajar agar murid-murid dapat memahami apa yang diajarkan tanpa komunikasi yang baik antara guru dan murid proses mengajar-belajar tidak akan berjalan dengan efektif.
Sekalipun terdapat komunikasi yang baik masih dapat diharapkan bahwa selalu terdapat kekurang pahaman. Itu sebabnya perlu adanya evaluasi untuk membantu menemukan kekurangan atau kesalahan murid yang dinginkan sebagai “Feedbeck” atau umpan balik agar dapat membantu tiap anak secara individual untuk mengatasi kesulitan belajar dan memahami dengan mencari jalan-jalan lain yang lebih sesuai bagi mereka, tersedia berbagai lat intruksional membuka jalan bagi guru untuk mencari metode-metode lain untuk membantu murid-muridnya.
Dengan demikian guru maupun murid tak perlu lekas putus asa atau jengkel bila dengan metode tertentu tidak tercapai keberhasilan yang harapkan dan jika tidak berhasil menurut cara tertentu masih banyak bagian-bagian lain yang tersedia, bahkan dapat di cari cara-cara baru. Membantu murid bearti memberikan kesanggupan menolong diri sendirir mengatsasi kesuliatannya sendiri serta kemampuan untuk belajar sendiri. Karena itu guru senantiasa membantu murid untuk mengenal proses belajar, cara belajar atau belajar-belajar yang membawanya kepada penguasaan bahan sampai taraf yang setinggi-tingginya. Dengan demikian perkembangan akan menjadi “self propelling growt” yaitu berkembang atas dorongan dan kemauan sendiri yang kita harapkan akan berlangsung sepanjang hidup. (Nazulia, 1982: 43)
· Visualisasi Verbal
Cara ini banyak berkaitan dengan membaca buku pelajaran, buku sumber, ensiklopedia, lembar kegiatan/lembar kerja, carta, grafik, table. Pada beberapa buku biasanya tidak hanya menyajikan uraian teks, tetapi juga dilengkapi dengan beragam ilustrasi (gambar). Dengan demikian, siswa yang memiliki daya abstraksi lemah dapat terbantu dengan keberadaan ilustrasi/gambar tersebut.
· Audio Verbal
Guru terbiasa menggunakan cara audio-verbal dalam bentuk ceramah. Pada keadaan ini, siswa senantiasa diam-pasif sambil mendengarkan penjelasan guru. Kekurangan atau kelemahan cara ini adalah ada sebagian siswa tidak mudah untuk menyamakan informasi yang diceramahkan guru dengan pengetahuan awal siswa. Kalau keadaan ini berkelanjutan, peristiwa belajar cenderung tidak berlangsung. Untuk mengatasinya, guru harus mengurangi cara ini, atau kalau terpaksa perlu berceramah cukup antara 20 – 25 menit saja dan diselingi dengan kegiatan yang mendorong Lihat – Raba – Bau – Rasa. Materi yang diceramahkan pun perlu kontekstual dengan pengalaman sebagian besar siswa. ( Harlen, W. 1987: 12)
Buku pelajaran, tak semua sama baiknya, hendaknya ada beberapa buku yang harus dimiliki dalam satu pelajaran karena dalam buku yang satu mungkin lebih jelas dan mudah dipahami dalam buku yang lain. Buku kerja, di samping buku pelajaran ada buku kerja untuk membantu murid mengenang dan mengelolah buah pikiran pokok dari buku pelajaran. Media cetak, seperti buku, modul dan lain-lain. (Nazulia, 1982: 45)

Author,
Alfan Rifqi H.
Editor,
Halimatus Syadiyah

0 komentar:

Post a Comment