Ada beberapa macam alat Bantu yang dapat diterima
oleh siswa, agar mereka mudah memahami pelajaran diantaranya adalah:
· Audio-Visual
Cara
ini menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan dalam sajian
tayangan hidup (film). Tentu saja, cara ini lebih mudah menjadi pengalaman belajar
kalau sajian tayangan mengandung unsur cerita yang berkaitan dengan pengalaman
dan imajinasi siswa. Pencapaian kompetensi tentang sikap/attitude seperti pada
mata pengajaran Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama, akan sangat membantu
kalau dikemas dalam suatu cerita tayangan hidup yang menyentuh dimensi emosi
dan perasaan. Alat audio visual dapat membantu anak-anak belajar dengan
menyajikan dalam bentuk yang kongkrit. Film, film strip, model-model, dan lain
memepermudah pengertian tentang konsep dan proses tertentu. Pengalaman belajar
berupa eksperimen dalam laboratorium bermanfaat sekali untuk memahami ide atau
pengartian yang sulit. (Brooks, J.G. & Brooks, M.G. 1993: 9)
Tak
semua murid sanggup belajar dengan cara verbal yang abstrak. Alat audio-visual
diperlukan untuk membantu mereka. Akan tetapi tak semua bahan harus disampaikan
secara kongkrit. Kebanyakan pelajar dapat dan harus disampaikan secara verbal
akan tetapi untuk bagian-bagian tertentu alat audio-visual atau alat
intruksional pada umumnya sangat berguna untuk mempermudah dan memepercepat
pemahaman bagi murid-murid tertentu.apa yang dikemukakan diatas merupakan usaha
uantuk mempertinggi mutu mengajar agar murid-murid dapat memahami apa yang
diajarkan tanpa komunikasi yang baik antara guru dan murid proses
mengajar-belajar tidak akan berjalan dengan efektif.
Sekalipun
terdapat komunikasi yang baik masih dapat diharapkan bahwa selalu terdapat
kekurang pahaman. Itu sebabnya perlu adanya evaluasi untuk membantu menemukan
kekurangan atau kesalahan murid yang dinginkan sebagai “Feedbeck” atau umpan
balik agar dapat membantu tiap anak secara individual untuk mengatasi kesulitan
belajar dan memahami dengan mencari jalan-jalan lain yang lebih sesuai bagi
mereka, tersedia berbagai lat intruksional membuka jalan bagi guru untuk
mencari metode-metode lain untuk membantu murid-muridnya.
Dengan
demikian guru maupun murid tak perlu lekas putus asa atau jengkel bila dengan
metode tertentu tidak tercapai keberhasilan yang harapkan dan jika tidak
berhasil menurut cara tertentu masih banyak bagian-bagian lain yang tersedia,
bahkan dapat di cari cara-cara baru. Membantu murid bearti memberikan
kesanggupan menolong diri sendirir mengatsasi kesuliatannya sendiri serta
kemampuan untuk belajar sendiri. Karena itu guru senantiasa membantu murid
untuk mengenal proses belajar, cara belajar atau belajar-belajar yang
membawanya kepada penguasaan bahan sampai taraf yang setinggi-tingginya. Dengan
demikian perkembangan akan menjadi “self propelling growt” yaitu berkembang atas
dorongan dan kemauan sendiri yang kita harapkan akan berlangsung sepanjang
hidup. (Nazulia, 1982: 43)
· Visualisasi Verbal
Cara ini banyak berkaitan dengan membaca
buku pelajaran, buku sumber, ensiklopedia, lembar kegiatan/lembar kerja, carta,
grafik, table. Pada beberapa buku biasanya tidak hanya menyajikan uraian teks,
tetapi juga dilengkapi dengan beragam ilustrasi (gambar). Dengan demikian,
siswa yang memiliki daya abstraksi lemah dapat terbantu dengan keberadaan
ilustrasi/gambar tersebut.
· Audio Verbal
Guru
terbiasa menggunakan cara audio-verbal dalam bentuk ceramah. Pada keadaan ini,
siswa senantiasa diam-pasif sambil mendengarkan penjelasan guru. Kekurangan
atau kelemahan cara ini adalah ada sebagian siswa tidak mudah untuk menyamakan
informasi yang diceramahkan guru dengan pengetahuan awal siswa. Kalau keadaan
ini berkelanjutan, peristiwa belajar cenderung tidak berlangsung. Untuk
mengatasinya, guru harus mengurangi cara ini, atau kalau terpaksa perlu
berceramah cukup antara 20 – 25 menit saja dan diselingi dengan kegiatan yang
mendorong Lihat – Raba – Bau – Rasa. Materi yang diceramahkan pun perlu
kontekstual dengan pengalaman sebagian besar siswa. ( Harlen, W. 1987: 12)
Buku
pelajaran, tak semua sama baiknya, hendaknya ada beberapa buku yang harus
dimiliki dalam satu pelajaran karena dalam buku yang satu mungkin lebih jelas
dan mudah dipahami dalam buku yang lain. Buku kerja, di samping buku pelajaran ada buku kerja
untuk membantu murid mengenang dan mengelolah buah pikiran pokok dari buku pelajaran. Media cetak, seperti buku, modul
dan lain-lain. (Nazulia, 1982: 45)
Author,
Alfan Rifqi H.
Editor,
Halimatus Syadiyah
0 komentar:
Post a Comment