Oleh Mubashiroh
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang
Model pembelajaran time token
merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di
sekolah (Arends, 1998). Proses pembelajarn yang demokratis adalah proses
belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek. Sepanjang proses belajar,
aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain, siswa nselalu
dilibatkan secara aktif. Guru berperan mengajak siswa mencari solusi bersama
terhadap permasalahan yang ditemui. Model ini digunakan untuk melatih dan
mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraaan atau
diam sama sekali. Guru memberi kupon berbicara dengan waktu 30 detik pada
setiap siswa. Satu kopun untuk satu kesempatan berbicara.. siswa yang masih
memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
Adapun sintaks dari pembelajaran
time token ini adalah sebagai berikut: (1) guru menjelaskan kompetensi dasar
atau tujuan pembelajaran (2) guru mengkondisikan kelas unutk melaksankan
diskusi klasikal (3) guru memberikan tugas kepada siswa (4) guru memberikan
sejumlah kopun berbicara kepada siswa maaing-masing 30 detik per kupon (5) guru
meminta siswa menyerahkan kupon sebelum berbicara, satu kupon untuk satu kali
berbicara, siswa bisa tampil secara bergiliran, siswa yang memegang kupon harus
berbicara sampai habis kopunnya (6) guru memberikan penilaian kepada setiap
siswa berdasarkan waktu yang digunakan siswa unutk berbicara.
Kelebihan pembelajaran time token
antara lain: (1) mendorong siswa unutk meningkatkan inisiatif dan partisipasi,
(2) menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang tidak berbicara
sama sekali, (3) membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran, (4)
meningkatkan siswa dalam berkomunikasi terutama dalam hal berbicara, (5)
melatih siswa dalam mengungkapkan pendapat, (6) tidak memerlukan banyak media
pembelajaran. Akan tetapi, model time token mempunyai beberapa kekurangan yang
bisa menjadikan pertimbangan, antara lain: (1) hanya dapat digunakan pada mata
pelajaran tertentu, (2) tidak dapat digunkan pada kelas yang jumlah siswanya
banyak, 3) memerlukan banyak waktu dalam persiapan, (4) kecenderungan untuk
sedikit menekan siswa yang cenderung pasif dan membiarkan siswa yang aktif
untuk berpartisipasi lebih banyak di kelas.
0 komentar:
Post a Comment