Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri
Semarang
Dalam perencanaan suatu pembelajaran, seorang guru hendaknya memperhatikan
faktor emosional anak dalam merancang pembelajaran yang akan diterapkannya
dalam kelas. Begitu pula dengan perkembangan emosional anak perlu menjadi
perhatian yang khusus bagi seorang guru. Karena faktor emosional ini akan
mempengaruhi tercapainya tujuan dari pembelajaran yang hendak dicapai baik oleh
guru maupun oleh peserta didik. Kecerdasan emosi adalah kemampuan, kapasitas
atau keterampilan seseorang untuk dapat menerima, mengukur dan mengatur emosi
dirinya sendiri, orang lain atau bahkan kelompok sehingga memudahkannya
berinteraksi sehari-hari. Anak yang tidak diberi ruang untuk berkembang secara
emosi dapat tumbuh menjadi pribadi yang sulit. Hal tersebut dapat terbawa terus
hingga memasuki masa dewasanya. Pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan fisik
yang harmonis menjadi cikal bakal pribadi anak yang sehat yang sangat
dibutuhkan saat mereka tumbuh dewasa nanti.
Cerdas emosi bukan
hanya kewajiban anak seorang diri. Namun, dibutuhkan pula peran aktif dari
orang tua yang sangat penting dalam proses perkembangan kecerdasan emosi anak.
Cerdas emosi merupakan proses timbal balik yang terjadi dengan lingkungannya
serta pembelajaran yang diperoleh anak dari aktifitas sehari-hari.
Dalam perkembangan emosi ada beberapa hal yang
mempengaruhinya diantaranya peran pematangan dan peran belajar. Peran
pematangan perkembangan kelenjar endokrin penting untuk mematangkan perilaku
emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi endokrin yang diperlukan
untuk menopang reaksi fisiologis terhadap stres. Kelenjar adrenalin memainkan
peran utama dalam emosi yang mengecil secara tajam ketika bayi baru lahir.
Hanya sedikit adrenalin yang diproduksi dan dikeluarkan sampai saat kelenjar
itu membesar. Pengaruhnya penting terhadap keadaan emosional pada masa
kanak-kanak. Sedangkan peran belajar Dengan adanya pematangan sistem saraf dan otot, anak-anak
mengembangkan potensi untuk berbagai macam reaksi. Pengalaman belajar mereka
akan menentukan reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan
kemarahan. Lima jenis kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan emosi
pada masa kanak-kanak.
Terlepas dari metode yang digunakan, dari segi perkembangan
anak harus siap untuk belajar sebelum tiba saatnya masa belajar. Dalam membuat
strategi melatih emosi pada anak, empati merupakan dasar dalam pelatihan emosi.
Empati sangat penting untuk melatih emosi anak. Bayangkan bila kita tumbuh
dewasa disebuah rumah tanpa empati, pasti suasana akan terasa hampa. Empati
merupakan kemampuan untuk menempatkan diri kita sendiri sebagai orang tua dalam
kedudukan anak kita dan member tanggapan sesuai dengan apa yang dihadapi.
Adapun langkah–langkah pelatihan emosi yang yang lazim digunakan orang tua
untuk memupuk empati dalam membina hubungan dengan anak–anak mereka, sambil
meningkatkan kecerdasan emosional anak–anak itu. Strategi untuk melatih emosi
anak dibutuhkan pula peran dari orang tua yang sangat penting untuk menjadi
panutan atau role model dalam memperkenalkan konsep kecerdasan emosi anak.
Faktor emosional anak menjadi pertimbangan seorang guru dalam menjalankan
proses belajar mengajar. Hal itu dapat dilakukan dengan beberapa metode yang
dapat dilakukan seperti berikut ini: belajar secara coba dan ralat, belajar
dengan cara meniru, belajar dengan cara mempersamakan diri, pelatihan, dan
belajar melalui pengkondisian. Dengan adanya beberapa metode yang telah
disebutkan di atas, diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih bermakna
karena memperhatikan faktor emosional anak yang menjadi salah satu pertimbangan
dalam suatu perencanaan pembelajaran.
0 komentar:
Post a Comment