Monday, September 29, 2014

Model Sinektik dalam Bimbingan dan Konseling

Oleh Mubashiroh
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Sinektik berarti strategi untuk mempertemukan berbagai macam unsur dengan tujuan untuk mendapatkan hal atau ide baru. Model sinektik ini berorientasi untuk meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah atau yang sering disebut problem solving, ekspresif kreatif, empati, dan wawasan dalam memecahkan masalah. Sinektik merupakan suatu model baru yang menarik guna mengembangkan kreativitas. Model sinektik biasa digunakan untuk keperluan mengembangkan “aktivitas kelompok”, di mana individu dilatih untuk mampu bekerja sama satu dengan yang lainnya dan nantinya berfungsi sebagai orang yang mampu mengatasi masalah (problem-slovers) atau sebagai orang yang mampu mengembangkan produksi (products-developers).
Penerapan model sinektik mempunyai dua strategi dalam pembelajaran. Strategi pertama yaitu menciptakan situasi yang baru. Strategi ini dirancang untuk mengenal keanehan yang membuat para peserta didik memahami masalah, ide atau produk dalam sesuatu hal yang baru yang akhirnya membuat peserta didik mampu untuk lebih berfikir kreatif. Strategi ini membantu para siswa melihat sesuatu yang dikenalnya melalui sesuatu yang tidak dikenal dengan menggunakan analogi – analogi untuk menciptakan konsep jarak. Strategi kedua yaitu memperkenalkan keanehan. Strategi ini dirancang untuk membuat sesuatu yang baru, ide – ide yang tidak dikenal akan lebih berarti dan memberikan pemahaman para siswa untuk menambah dan memperdalam hal-hal yang baru atau materi yang sulit.
Model pemebelajaran seperti ini cocok untuk diterapkan dalam bimbingan dan konseling, karena guru BK dapat menerapkannya dalam membantu siswa dalam mengatasi masalah – masalah yang sedang dialami oleh siswa. Dalam model ini siswa diminta untuk berfikir secara kreatif dalam memecahkan masalah – masalah yang sedang dialaminya. Guru membantu siswa dalam merangsang pemikiran – pemikiran kreatif yang dimiliki siswa tersebut, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara guru dengan siswa. Dan siswa juga bisa memikirkan alternatif – alternatif pemecahan masalah yang dialami oleh siswa, jadi dapat mempersingkat waktu dan siswa tidak terlalu larut dalam masalah yang dialami tersebut.

0 komentar:

Post a Comment