Oleh Mubashiroh
Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan
Bogner (2008:1) merangkum pemikiran
Dewey tentang pembelajaran dengan mengatakan, “Pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang dapat memberi nilai lebih
pada makna pengalaman tersebut dan meningkatkan kemampuan untuk mengarahkan
model pengalaman selanjutnya”. Bogner (2008:2) menjelaskan bahwa Kolb (1984)
sepakat dengan hal bahwa pengetahuan baru bisa diperoleh melalui “observasi dan
refleksi” yang dilakukan berdasarkan makna, konsep, dan pengetahuan yang
dimiliki seseorang. Dengan demikian pengetahuan baru muncul dari pengetahuan
lama.
Pengetahuan baru merupakan
rekonstruksi pengetahuan lama. Dengan observasi dan penelitian reflektif
terhadap pengetahuan lama., seorang bisa melihat sejauh mana keyakinannya itu
bekerja dan bagaimana segala sesuatu beroperasi di dunia. Pemikiran baru inilah
yang kemudian membuatnya mampu mengkonfigurasi kembali makna-makna pengalaman
sehari-hari. Guru yang menggunakan teori pembelajaran eksperimental akan
mengkonstruksi pelajaran-pelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar melalui usaha eksperimen, melalui tindakan, atau melalui usaha
menciptakan sesuatu, singkatnya siswa dituntut untuk belajar secara aktif dalam
proses pembelajaran. Teori pembelajaran merupakan anti-tesis terhadap teori
pembelajarn yang mengganggap bahwa siswa hanyalah penerima informasi. Proses
pengajaran haruslah mampu meningkatkan proses alamiah pembelajaran itu sendiri.
Ia harus memformalisasi aktivitas yang sering kali acak dan kabur. Ia perlu
mendorong individu unutk bekerja dan merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari
tindakannya, serta menghubungkan berbagai peristiwa atau tindakan yang
sebelumnya tak terkait satu sama lain.
Paradigma pengajaran Dewey dan Kolb
ini umumnya diterapkan dengan langkah-langkah berikut ini: (1) menyusun materi
pelajaran agar sesuai dengan konsisten dengan pengalaman siswa, (2) memilih
konten pembelajaran yang bermanfaat dan konsisten pada pengalaman siswa saat
ini, bukan masa depannya yang masih jauh, (3) mengelompokkan materi atau konten
pelajaran sesuai dengan pengalaman siswa, (4) menekankan pembelajaran sambil
pengalaman dan berefleksi, dan (5) memperluas konteks pembelajaran pada
bidang-bidang yang lain.
0 komentar:
Post a Comment