Monday, December 1, 2014

Pembelajaran sebagai Rekonstruksi Pengalaman

Oleh Mubashiroh
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
mubashiroh07@gmail.com

            Bogner (2008:1) merangkum pemikiran Dewey tentang pembelajaran dengan mengatakan, “Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang dapat memberi nilai lebih pada makna pengalaman tersebut dan meningkatkan kemampuan untuk mengarahkan model pengalaman selanjutnya”. Bogner (2008:2) menjelaskan bahwa Kolb (1984) sepakat dengan hal bahwa pengetahuan baru bisa diperoleh melalui “observasi dan refleksi” yang dilakukan berdasarkan makna, konsep, dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian pengetahuan baru muncul dari pengetahuan lama.

            Pengetahuan baru merupakan rekonstruksi pengetahuan lama. Dengan observasi dan penelitian reflektif terhadap pengetahuan lama., seorang bisa melihat sejauh mana keyakinannya itu bekerja dan bagaimana segala sesuatu beroperasi di dunia. Pemikiran baru inilah yang kemudian membuatnya mampu mengkonfigurasi kembali makna-makna pengalaman sehari-hari. Guru yang menggunakan teori pembelajaran eksperimental akan mengkonstruksi pelajaran-pelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui usaha eksperimen, melalui tindakan, atau melalui usaha menciptakan sesuatu, singkatnya siswa dituntut untuk belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Teori pembelajaran merupakan anti-tesis terhadap teori pembelajarn yang mengganggap bahwa siswa hanyalah penerima informasi. Proses pengajaran haruslah mampu meningkatkan proses alamiah pembelajaran itu sendiri. Ia harus memformalisasi aktivitas yang sering kali acak dan kabur. Ia perlu mendorong individu unutk bekerja dan merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya, serta menghubungkan berbagai peristiwa atau tindakan yang sebelumnya tak terkait satu sama lain.

            Paradigma pengajaran Dewey dan Kolb ini umumnya diterapkan dengan langkah-langkah berikut ini: (1) menyusun materi pelajaran agar sesuai dengan konsisten dengan pengalaman siswa, (2) memilih konten pembelajaran yang bermanfaat dan konsisten pada pengalaman siswa saat ini, bukan masa depannya yang masih jauh, (3) mengelompokkan materi atau konten pelajaran sesuai dengan pengalaman siswa, (4) menekankan pembelajaran sambil pengalaman dan berefleksi, dan (5) memperluas konteks pembelajaran pada bidang-bidang yang lain.   

0 komentar:

Post a Comment