Friday, October 17, 2014

FAKTOR – FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM PERENCANAAN PENGAJARAN

Oleh Muhammad Toriq
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang


Perencanaan pengajaran hasilnya dapat bervariasi dilihat dari berbagai aspek atau berbagai aspek mempengaruhi timbulnya variasi hasil perencanaan pengajaran. Hal tersebut dapat terjadi oleh dua faktor. yaitu faktor perencana dan faktor luar perencana.
Faktor-faktor dari perencana yang berpengaruh adalah kepribadian dan penguasaaan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam membuat perencanaan. Kepribadian perencana yang mungkin berpengaruh adalah pandangan/ persepsi perencanaan tetang pendidikan, belajar, siswa, mengajar, perencanaan pengajaran dan sebagainya.
Sementara itu, penguasaaan perencana terhadap ilmu-ilmu atau konsep-konsep yang diperlukan dalam membuat perencanaan pengajaran, misalnya: penguasaan bidang studi (keluasan, kedalaman), pemahaman terhadap tujuan pendidikan dan pengajaran, landasan-landasan pendidikan, teori belajar, psikologi pendidikan,  pengembangan kurikulum, strategi belajar, evaluasi pendidikan dan sebagainya.
Sementara faktor luar dari perencana yang juga mempengaruhi perencanaan meliputi:
1.      Tingkat lembaga pendidikan (SD, SLP. SMU, PT).
2.      Macam jenis pendidikan (formal, non formal).
3.      Pesan-pesan yang terkandung dalam kurikulum (pembentukan karakteristik tertentu dari peserta didik).
4.      Kaidah-kaidah pendidikan, teori belajar yang dijadikan acuan (mementingkan produk atau mementingkan proses).
5.      Peserta didik (karakteristik peserta didik).
6.      Tingkat dan jenis tujuan (aspek dari kompetensi) yang ingin dicapai.
7.      Tipe-tipe materi pelajaran misalnya, teori (berupa fakta, konsep dan prinsip), hitungan, gambar atau praktek (praktek untuk mempertinggi pemahaman atau untuk menghasilkan skill).
8.      Tipe-tipe belajar.
9.      Prinsip-prinsip mengajar yang dipergunakan.
10.  Sarana yang tersedia.
11.  Kondisi umum, dan lain-lain.

Pertimbangan  yang memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni :

1.      Signifikasi. Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, mengambil keputusan perlu mempunyai garis pembimbing yang jelas dan mengajukan criteria evaluasi sekali keputusan telah diambil dan tujuan telah ditentukan, setiap pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kreteria-kreteria yang dibangun sesame proses perencanaan.
2.      Feasibilitas. Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pengajaran. Salah satu faktor penentu adalah otoritas political yang memadai, sebab dengan itu feabisibilas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistic.
3.      Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara opimal.
4.      Kepastian atau definitiveness. Diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebutulan dapat dimasukan dalam perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal tersebut dimasukan dalam pertimbangan. Penggunaan teknik atau metode simulasi sangat menolong mengantipasi hal-hal tersebut. Konsep kepastian menimbulkan atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5.      Ketelitian atau parsimoniusness. Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen. Dalam penerapan prinsip ini berarti diperlukan waktu yang lebih banyak dalam menggali beberapa alternative, sehingga perencanaan dan mengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternative mana yang paling efisien.
6.      Adaptabilitas. Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamik, sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan. Kalau perencanaan pengajaran sudah lengkap, penyimpangan-penyimpangan sedah semakin berkurang dan aktivitas-aktivitas spesifik dapat ditentukan. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pengajaran yang fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7.      Waktu. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam memperediksi masa depan, juga validasi dan realibilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8.      Monitoring atau pemantauan. Termasuk di dalamnya adalah mengembangkan kreteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif. Ukurannya dibangun untuk selama pelaksanan pengajaran, namun perlu diberi pertimbangan tentang toleransi terbatas atas penyimpangan perencanaan. Menjamin agar pelaksanaan dapat mulus, perlu dikembangkan suatu prosedur yang memungkinkan perencanaan pengajaran menentukan alasan-alasan mengadakan variasi dalam perencanaan.
9.      Isi perencanaan. Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pengajaran yang terbaik perlu memuat :
·         Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan
·         Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
·         Tenaga manusia, yakni mencangkup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
·         Bangunan fisik mencangkup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lain.
·         Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
·         Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
·         Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.

0 komentar:

Post a Comment