Oleh Muhammad Toriq
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri
Semarang
Perencanaan pengajaran hasilnya dapat bervariasi dilihat
dari berbagai aspek atau berbagai aspek mempengaruhi timbulnya variasi hasil
perencanaan pengajaran. Hal tersebut dapat terjadi oleh dua faktor. yaitu
faktor perencana dan faktor luar perencana.
Faktor-faktor dari perencana yang berpengaruh adalah
kepribadian dan penguasaaan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam membuat
perencanaan. Kepribadian perencana yang mungkin berpengaruh adalah pandangan/ persepsi perencanaan tetang pendidikan, belajar, siswa,
mengajar, perencanaan pengajaran dan sebagainya.
Sementara itu, penguasaaan perencana terhadap ilmu-ilmu atau
konsep-konsep yang diperlukan dalam membuat perencanaan pengajaran, misalnya:
penguasaan bidang studi (keluasan, kedalaman), pemahaman terhadap tujuan
pendidikan dan pengajaran, landasan-landasan pendidikan, teori belajar,
psikologi pendidikan, pengembangan kurikulum, strategi belajar, evaluasi
pendidikan dan sebagainya.
Sementara faktor luar dari perencana yang juga mempengaruhi
perencanaan meliputi:
1. Tingkat lembaga pendidikan (SD, SLP.
SMU, PT).
2. Macam jenis pendidikan (formal, non
formal).
3. Pesan-pesan yang terkandung dalam
kurikulum (pembentukan karakteristik tertentu dari peserta didik).
4. Kaidah-kaidah pendidikan, teori
belajar yang dijadikan acuan (mementingkan produk atau mementingkan proses).
5. Peserta didik (karakteristik peserta
didik).
6. Tingkat dan jenis tujuan (aspek dari
kompetensi) yang ingin dicapai.
7. Tipe-tipe materi pelajaran misalnya,
teori (berupa fakta, konsep dan prinsip), hitungan, gambar atau praktek
(praktek untuk mempertinggi pemahaman atau untuk menghasilkan skill).
8. Tipe-tipe belajar.
9. Prinsip-prinsip mengajar yang
dipergunakan.
10. Sarana yang tersedia.
11. Kondisi umum, dan lain-lain.
Pertimbangan yang memungkinkan diadakannya perencanaan
komprehensif yang menalar dan efisien, yakni :
1. Signifikasi. Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari
tujuan pendidikan yang diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, mengambil keputusan
perlu mempunyai garis pembimbing yang jelas dan mengajukan criteria evaluasi
sekali keputusan telah diambil dan tujuan telah ditentukan, setiap pengamat
pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan, dan signifikasi
dapat ditentukan berdasarkan kreteria-kreteria yang dibangun sesame proses
perencanaan.
2. Feasibilitas. Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan
pengajaran. Salah satu faktor penentu adalah otoritas political yang memadai,
sebab dengan itu feabisibilas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek
lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistic.
3. Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan
pengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu
yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara opimal.
4. Kepastian atau definitiveness. Diakui bahwa tidak semua hal-hal
yang sifatnya kebutulan dapat dimasukan dalam perencanaan pengajaran, namun
perlu diupayakan agar sebanyak mungkin hal-hal tersebut dimasukan dalam
pertimbangan. Penggunaan teknik atau metode simulasi sangat menolong
mengantipasi hal-hal tersebut. Konsep kepastian menimbulkan atau mengurangi
kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5. Ketelitian atau parsimoniusness. Prinsip utama yang perlu
diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk sederhana,
serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan-kaitan yang pasti terjadi
antara berbagai komponen. Dalam penerapan prinsip ini berarti diperlukan waktu
yang lebih banyak dalam menggali beberapa alternative, sehingga perencanaan dan
mengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternative mana yang paling
efisien.
6. Adaptabilitas. Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamik,
sehingga perlu senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan.
Kalau perencanaan pengajaran sudah lengkap, penyimpangan-penyimpangan sedah
semakin berkurang dan aktivitas-aktivitas spesifik dapat ditentukan. Penggunaan
berbagai proses memungkinkan perencanaan pengajaran yang fleksibel atau
adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7. Waktu. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak,
selain keterlibatan perencanaan dalam memperediksi masa depan, juga validasi
dan realibilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan
pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring atau pemantauan. Termasuk di dalamnya adalah
mengembangkan kreteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara
efektif. Ukurannya dibangun untuk selama pelaksanan pengajaran, namun perlu
diberi pertimbangan tentang toleransi terbatas atas penyimpangan perencanaan.
Menjamin agar pelaksanaan dapat mulus, perlu dikembangkan suatu prosedur yang
memungkinkan perencanaan pengajaran menentukan alasan-alasan mengadakan variasi
dalam perencanaan.
9. Isi perencanaan. Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan.
Perencanaan pengajaran yang terbaik perlu memuat :
·
Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses
pendidikan
·
Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi
aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
·
Tenaga manusia, yakni mencangkup cara-cara mengembangkan
prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
·
Bangunan fisik mencangkup tentang cara-cara penggunaan pola
distribusi dan kaitannya dengan bangunan fisik lain.
·
Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana
penerimaan.
·
Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi
dan manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang
direncanakan.
·
Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
0 komentar:
Post a Comment