Thursday, January 1, 2015

Dari Kurikulum Hingga Metode Pembelajaran








Oleh : Eka Widiyani
1102413109


       Ini diskusi ringan saya dan adik saya Melati Diah Dewi atau biasa dipanggil Melak/Kucluk. Saat itu kami barusaja menunaikan olahraga berjalan-jalan ke mall Citraland (tidak beli apa-apa/hanya cuci mata). Saat kami otw pulang. Saya yang memboncengkanya  sembaritanya dengan sok perhatian (bahasa sudah diubah dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia)
“Mel bagaimana sekolah mu?”
kemudian dia menjawab “Biasa-biasa saja. Kurikulum semakin aneh,”
saya malah bertanya “Lah kok bisa?,”
Melak menambahi “Masak saya disuruh menilai teman-teman saya sendiri, kalau yang akrab ya aku baik-baikin lah, kalau yang tak sebel aku tajamkan penilaianya,”
saya menyanggah “Ya harusnya kamu objektif lah Mel! Jangan begitu!”
Melak mangkir “Yanglain sama saja kok :p . terus mbak, tugasnya itu lho banyak banget, terus sering kerja kelompok, ya akhirnya cuma orang-orang itu saja yang menonjol dan ngomong kesana kesini. Yang pasif sih tetap saja pasif,”
saya bertanya padanya “Lha kamu termasuk yang mana?”
dia menjawab dengan santai “Akusiihhh  santaiiiii.” Percakapan kami tutup soal sekolah.

Beberapa hal yang saya pikirkan dari penerapan kurikulum hingga metodenya sudah diterapkan, dari opini Melak

  • Pemahaman duru tentang kurikulum yang sekarang (K-13) masih sangat minim. Hal itu tercermin dari sistem penilaian yang digunakan.
  • Dari siswa sendiri belum memahami pentignya bersikap aktif dengan apa yang telah mereka dapat. Mungkin para siswa masih terbiasa dengan kurikulum yang lama, dimana siswa duduk manis menerima materi dari guru, bukan mencarinya sendiri.
  •  Metode kerja kelompok dan persentasi mungkin memang sudah lumayan baik untuk meningkatkan keaktifan siswa, namun dari pihak guru tentunya juga harus mahir “memoderatori” kelas agar terjadi kesinergian yang seimbang. Baik dari guru, materi, ataupun siswa.
  • Lagi-lagi guru saya salahkan, melimpahkan penilaian kepada anak sebaiknya di tinjau ulang. Dalam hal ini sangat amat menunjukan guru masih lemat dalam penguasaan metode pembelajaran, terutama dalam bagian evaluasinya.
 Editor : Agus Adi R  ||  1102413093

0 komentar:

Post a Comment