Monday, December 29, 2014

Teori Piaget dalam implementasi pendidikan


Jean piaget lahir pada 9 agustus 1896 di Neuchatel, Switchland. Ia belajar soal biologi, tetapi kemudian juga belajar mengenai filsafat, khususnya epistemologi. Doktornya dalam bidang biologi diraih pada usia 21 tahun. Ia bekerja di laboratorium Binet Testing di Paris dan membantu dalam standarisasi tes. Dari sinilah ia tertarik pada “intelectual abilities” dari anak-anak, disamping biologi dan epistemologi.
Menurut Piaget, intelegensi merupakkan “dynamic trait” karena apa yang dapat diikuti menunjukkan bahwa intelegensi akan berubah jika organisme itu secara biologis matang dan mendapatkan pengalaman-pengalaman. Menurut piaget inelegensi merupakan bagian yang integral dari organisme. Karena semua organisme menyesuaikan dengan kondisi untuk bertahan atau survival, bagaimana inteligensi manifest pada suatu waktu akan berbeda jika kondisinya berbeda. Teori piaget dikenal sebagai “generic epistemology” karena ingin mencoba meng-trace perkembangan dari “intelectual capabilities”.
Teori Piaget dalam implikasi Pendidikan:
1.       Materi pelajaran yang tidak dapat diasimilasikan dengan struktur kognitif anak akan tidak mempunyai arti bagi anak itu sendiri (baru sama sekali).
2.       Jika materi seluruhnya dapat diasimilasikan maka tidak akan terjadi belajar
3.       Agar terjadi belajar, maka bahan yang disajikan sebagian harus dikenal dan sebagian yang lain tidak dikenal.
4.       Bagian yang dikenal akan diasimilasikan dan yang tidak dikenal akan diakomodasikan. Sehingga akan terjadi modifikasi struktur kognitif. Hal ini sama dengan belajar.
5.       Pendidikan optimal adalah jika pada bahan ada tantangan bagi anak sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat mengembangkan daya berfikir anak.
6.       Untuk menciptakan pendidikan yang optimal, guru harus dapat mengerti sampai sejauh mana struktur kognitif dar anak.
7.       Karena tingkat perkembangan struktur kognitif anak berfariasi, maka materi untuk merangsang perkembangan intelegensi anak harus berfariasi dan pendidikan harus bersifat individual. Namun demikian murid dari usia yang samadan berasal dari latar belakang kebudayaan yang sama, cenderung memiliki struktur kognitif yang sama, tetapi bisa juga berbeda dan ini membutuhkan cara belajar yang berbeda.
Semoga bermanfaat apa yang saya tulis pada halaman artikel ini.

Adytya Wahyu Prasetyo

0 komentar:

Post a Comment