Oleh : Leilly Mardyani
Teori Belajar Classical Conditioning adalah teori belajar yang dikembangkan oleh Petrovich Pavlov. Teori belajar Classical Conditioning termasuk dalam teori belajar Behavioristik, yang terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons.
Berikut prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan guru saat menerapkan teori belajar Classical Conditioning :
- Suasana belajar yang menyenangkan. Ketika anak-anak belajar di ruangan dan suasana yang baik maka proses belajar dapat berjalan dengan baik. Suasana ruangan sangat penting bagi anak, karena menetukan apakah anak merasa senang dengan kegiatan belajarnya. Guru harus mampu membuat suasana belajar menyenangkan ketika siswa sedang mengerjakan tugas-tugas. Guru sebaiknya menekankan sikap saling kerjasama antar individu, agar muncul suasana kebersamaan antar siswa. Tugas kelompok juga lebih baik digunakan disbanding dengan tugas individu. Karena kompetensi antar kelompok lebih baik dibanding dengan kompetensi individu.
- Membantu siswa mengatasi situasi yang mencemaskan. Setiap siswa memiliki sikap dan karakter yang berbeda-beda. Penting bagi guru untuk memahami psikologis tiap anak. Dalam satu kelas tentu ada anak yang memiliki percaya diri tinggi, namun tentu juga ada seorang anak yang pemalu dan takut untuk tampil ditempat umum. Guru harus mendorong siswa yang pemalu untuk berani tampil didepan umum. Langkah pertama yang dapat dilakukan guru adalah dengan memberikan pemahaman pada siswa bahwa tiap siswa harus memiliki sikap pemberani dan harus mampu bicara di depan umum. Seorang anak yang takut berbicara di depan umum, dapat dilatih dengan membentuk kelompok diskusi. Agar anak mulai berani berbicara dalam kelompok kecil. Kemudian anak dapat diminta untuk menjadi perwakilan dalam kelopok untuk membacakan hasil diskusi yang dilakukan. Mulai hal-hal yang sederhana seperti ini, seorang anak akan mulai memiliki keberanian berbicara didepan umum.
- Membantu siswa untuk memahami situasi yang dihadapi. Guru harus mampu membantu siswa untuk memahami situasi yang sedang mereka hadapi, agar mereka dapat membedakan dan menggeneralisasi secara tepat. Contohnya yaitu ketika seorang siswa yang sedang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Biasanya anak merasa takut, kurang percaya diri, dan takut gagal masuk perguruan tinggi. Disaat seperti ini peran guru menjadi sangat penting, guru harus mampu meyakinkan bahwa siswa mampu mengikuti ujian dan lolos. Guru harus senantiasa membimbing siswa, agar rasa percaya diri siswa semakin bertambah.
0 komentar:
Post a Comment