Oleh Cahya
Aristya Buana
Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan
Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Model
Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling berbagi informasi
pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat
secara teratur, strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran
pengalaman pikiran dan informasi antar siswa. Meskipun namanya Tari Bambu
tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang diibaratkan sebagai
bambu.
1.
Pengenalan Teknik Tari Bambu
Tari
bambu merupakan pengembangan dan modifikasi dari teknik lingkaran kecil
lingkaran besar. Di beberapa kelas, teknik lingkaran kecil lingkaran besar
sering kali tidak bisa dilaksanakan karena kondisi penataan ruang kelas yang
tidak menunjang. Tidak ada cukup ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran
dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan
belajar di alam bebas.
2.
Penerapan belajar Kooperatif Tipe Tari Bambu
Langkah-langkah belajar kooperatif tipe tari
bambu menurut Huda (2013:148) sebagai berikut.
Tari Bambu
Individu :
1.
Separuh
kelas (atau seperempat jika jumlah siswa telalu banyak) berdiri berjajar.
2.
Kemungkinan
lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku.
3.
Separuh
kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.
4.
Dua siswa
yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.
5.
Kemudian,
satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah keujung
lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser.
Tari Bambu
Kelompok :
1.
Satu
kelompok berdiri di satu jajaran berhadapan dengan kelompok lain.
2.
Kelompok
bergeser seperti prosedur Tari Bambu Individu di atas, kemudian mereka pun
saling berbagi informasi.
Sedangkan
Suprijono (2013:98) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan metode bamboo dancing
(tari bambu) serupa dengan metode inside outside circle. Pembelajaran diawali
dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan
tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik
mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan
struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi
pelajaran yang baru.
Selanjutnya,
guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Jika dalam satu kelas ada 40
orang, maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang. Aturlah sedemikian rupa pada
tiap-tiap kelompok besar yaitu sepuluh orang berdiri berjajar saling berhadapan
dengan 10 orang lainnya yang juga dalam posisi berdiri berjajar. Dengan
demikian di dalam tiap-tiap kelompok besar mereka saling berpasang-pasangan.
Pasangan ini disebut sebagai pasangan awal. Bagikan tugas kepada setiap
pasangan untuk dikerjakan atau dibahas. Pada kesempatan itu berikan waktu yang
cukup kepada mereka agar mendiskusikan tugas yang diterimanya.
Usai
diskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang berdiri berjajar saling
berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-tiap
peserta didik akan mendapat pasangan baru dan berbagi informasi, demikian
seterusnya. Pergeseran searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap peserta
didik kembali ke pasangan asal.
Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar
kemudian dipresentasikan kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi terjadinya
intersubjektif, dialog interaktif, tanya jawab dan sebagainya. Kegiatan ini
dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi di tiap-tiap kelompok
besar dapat diobjektivikasi dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.






0 komentar:
Post a Comment