Oleh Cahya Aristya Buana
Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang
Pembelajaran menjadi bermakna jika peserta
didik terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai
fasilitator agar pembelajaran menjadi bermakna, bukan sebagai penceramah bagi
peserta didik. Nah, teman-teman sekarang saya akan membagikan salah satu model
pembelajaran agar peserta didik termotivasi dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Model Pembelajaran yang akan saya
sajikan adalah Model Pembelajaran Concept Sentence.
Model Pembelajaran Concept Sentence dilakukan
dengan cara membentuk siswa dengan kelompok heterogen dan membuat kalimat
dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang disajikan.
Concept Sentence merupakan pembelajaran
dimana siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4
kata kunci sesuai materi yang disajikan. Langkah-langkah pembelajaran concept
Sentence :
1. Guru
menyampaikan tujuan.
2. Guru
menyajikan materi secukupnya.
3. Guru
membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.
4. Menyajikan
beberapa kata kunci sesuai materi/ tpk yang disajikan.
5. Tiap
kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata
kunci setiap kalimat.
6. Hasil
diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
7.
Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Lebih
memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
2.
Siswa yang lebih pandai mengajari
siswa yang kurang pandai.
Kekurangan:
1. Hanya
untuk mata pelajaran tertentu
2.
Untuk yang pasif mengambil
jawaban dari temannya
Pada hakikatnya kata “Model” memiliki
definisi yang berbeda-beda sesuai dengan bidang ilmu atau pengetahuan yang
mengadopsinya. Joyce (2009:30) mengatakan; “Model pembelajaran merupakan
gambaran suatu lingkungan pembelajaran yang juga meliputi perilaku kita sebagai
guru saat model tersebut diterapkan.”
Model pembelajaran digunakan sebagai
pendekatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran pada setiap kompetensi dasar
tersalur dengan baik sesuai dengan kondisi pembelajar. Hal ini dinyatakan
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Richard I. Arends (dalam Trianto,
2007:5-6) yang menyatakan bahwa model pembelajaran mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya,
dan sistem pengolahannya.
Dari penjelasan para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran suatu sistem pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya media dan instrumen seperti buku-buku, kurikulum, film, komputer dan
media lainnya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Pembelajaran Concept Sentence merupakan
pembelajaran yang lebih mengarah pada interaksi antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa. Model ini merupakan bagian dari kelompok model pengajaran
sosial. Kelompok model pembelajaran sosial, sebagaimana dengan namanya,
menitikberatkan pada karakter sosial, bagaimana setiap individu mempelajari
tingkah laku sosial, dan bagaimana interaksi sosial tersebut dapat mempertinggi
hasil pencapaian pembelajaran akademik. Hampir semua penggegas teori percaya
bahwa peran utama pendidikan adalah untuk mempersiapkan warga negara yang akan
mengembangkan tingkah laku demokratis yang terpadu, baik dalam tataran pribadi
maupun sosial serta meningkatkan taraf kehidupan yang berbasis demokrasi sosial
proaktif.
Setelah model investigasi kelompok
berkembang, muncullah model-model pembelajaran sosial yang lain, salah satunya
adalah model pembelajaran Concept Sentence. Model pembelajaran Concept Sentence
lebih mengarah pada pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran tata kalimat
dengan menggunakan kata-kata kunci. Pembelajaran dalam model Concept Sentence
ini siswa di kelompok secara heterogen. Ciri umum model Concept Sentence adalah
penyajian dengan kata-kata kunci. Ada pun tujuan model pembelajaran diterapkan
di setiap pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama
belajar. Tanpa model pembelajaran yang nyata, guru sering kali mengembangkan
pola yang hanya didasarkan pada masa lalu dan intuisinya sehingga konsep materi
pembelajaran yang akan disampaikan tidak tersalurkan dengan maksimal dan siswa
sulit memahaminya.






0 komentar:
Post a Comment