Tuesday, October 14, 2014

Model Pengajaran Pertemuan Kelas (Classroom Meeting)

Oleh Diwan Aprillia
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

        Model ini dipelopori oleh William Glasser. Model pertemuan kelas ini memandang bahwa kekacauan psikologis yang dialami seseorang terjadi karena kegagalan fungsi sosialnya. Glasser percaya bahwa tiap manusia mempunyai dua kebutuhan dasar yaitu cinta dan harga diri. Jadi model pertemuan kelas merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, menghargai, mempunyai disiplin diri, dan komitmen untuk berprilaku positif. Model pertemuan kelas ini dapat dilakukan maksimal tiga kali dalam sehari. Tapi, biasanya sekali sehari sudah cukup tergantung dari permasalahan yang dihadapi.

Menurut Glasser terdapat 3 (tiga) tipe pertemuan kelas yang berbeda-beda fokusnya yakni sebagai berikut:
a.    pertemuan pemecahan masalah (menyangkut diri sendiri dengan masalah tingkahlaku dan masalah social, tetapi dapat pula mengenai persahabatan, kesendirian dan pilihan jurusan)
b.    pertemuan open-ended (pebelajar diberikan pertanyaan-pertanyaan pemikiran provokatif yang berkaitan dengan kehidupan mereka)
c.     pertemuan diagnosis pendidikan.

Model pertemuan (diskusi) kelas terdiri atas enam tahap, yaitu :
(1) menciptakan ikiim (suasana) yang kondusif,
(2) menyampaikan permasalahan diskusi,
(3) membuat penilaian pribadi,
(4) mengidentifikasi alternatif tindakan solusi,
(5) membuat komitmen,  
(6) merencanakan tindak lanjut tindakan.

Aplikasi Model Pengajaran Pertemuan Kelas :
a.    Guru membuat komitmen bersama untuk melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.
b.    Pada pertemuan berikutnya, guru mengevaluasi efektivitas pelaksanan tersebut.
c.     Pembelajar hanya menstimulasi berpikir mengenai apa yang pebelajar tahu atas subjek yang didiskusikan.
d.    Pertemuan diagnosis pendidikan dikaitkan dengan apa yang sedang dipelajari di kelas. Tujuannya untuk mendapatkan apakah kelas tidak memahami pelajaran.
e.    Pebelajar boleh menyampaikan pendapat dengan bebas dan menarik kesimpulan tentang apa yang dianggapnya tepat.
  
Sintaks Model  pembelajaarn Pertemuan Kelas :
1.    fase I          : pembelajar menciptakan suasana yang tenang,
2.    fase II         : pembelajar dan pebelajar menyatakan masalah-masalah yang akan       didiskusikan,
3.    fase III        : pembelajar menyuruh pebelajar melakukan penilaian pribadi,
4.    fase IV        : pembelajar dan pebelajar mengidentifikasikan alternafif segi-segi pelajaran yang akan didiskusikan,
5.    fase V         : pebelajar membuat suatu commitment tingkah laku dan
6.    Fase VI       : pembelajar rnembuat kelompok tindak lanjut tingkah Iaku.

Prinsip reaksi
Reaksi guru bersumber pada 3 (tiga) prinsip yaitu :
(a)    prinsip keterlibatan,
(b)    pembelajar tidak memberi penilaian dan
(c)     pembelajar mengidentifikasikan, memilih dan mengikuti alternative-alternatif studi tingkah laku



1 comment: