Oleh Diwan Aprillia
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
diwanaprillia@gmail.com
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
diwanaprillia@gmail.com
Kali
ini saya akan menyampaikan mengenai metode pembelajarn komunikatif. Karena
model ini lebih cocok untuk pelajaran bahasa, maka di tulisan ini saya hanya
khusus membahas metode belajar komunikatif dalam mata pelajaran bahasa.
Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa
Indonesia adalah suatu pendekatan yang memiliki tujuan untuk membuat kompetensi
komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, yang mencakup menyimak,
membaca, menulis, berbicara dan mengakui saling ketergantungan bahasa dan
komunikasi, bahasa yang dimaksud dalam konteks ini tentu saja bahasa indonesia.
Munculnya pendekatan komunikatif dalam pembelajaran
bahasa bermula dari adanya perubahan-perubahan dalam tradisi pembelajaran
bahasa inggris pada tahun 1960-an, yang saat itu menggunakan pendekatan
situsional. Dalam pembelajaran situsional, bahasa diajarkan dengan
mempraktekkan/melatihkan struktur-struktur dasar dalam berbagai kegiatan
berdasarkan situasi yang bermakna.
Dalam mengajar, guru mungkin menggunakan lebih dari
satu strategi dan pendekatan. Mereka memilih teknik dan materi berdasarkan
sejumlah pendekatan untuk kebutuhan siswa secara individu dikelas. Tidak ada
satu pun pendekatan terbaik untuk siswa atau guru ( Klein dkk, 1991 : Burns
dkk, 1996 ).
Pada prosedur pembelajaran pendekatan komunikatif,
terdapat beberapa garis besar pembelajaran yang harus diperhatikan yakni
penyajian dialog singkat, pelatihan lisan dialog yang disajikan, penyajian
tanya-jawab, penelaahan dan pengkajian, penarikan simpulan, aktifitas
interpretatif, aktifitas produksi lisan, pemberian tugas, dan pelaksanaan
evaluasi.
Sementara itu, beberapa aspek yang harus diperhatikan
kaitannya dengan pendekatan komunikatif adalah teori bahasa, teori belajar,
tujuan, silabus, tipe kegiatan, peranan guru, peranan siswa, dan peranan
materi. Adapun dalam penerapan pendekatan komunikatif ini, ada dua hal yang
harus diperhatikan, yakni tujuan pembelajaran dan kurikulum yang digunakan.
Adapun yang termasuk dalam strategi pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan
pendekatan komunikatif adalah pengorganisasian kelas serta metode dan teknik
belajar mengajar.
Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan
sebagai pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat/sarana
komunikasi, sehingga pengajaran bahasa diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi. Komponen komunikasi itu meliputi unsur pelaku komunikasi, cara
berkomunikasi, tempat komunikasi, dan lain-lain ( Djiwandono,1996 ).
Terkait dengan pendapat tersebut diatas, Hymes (dalam Brumfit dan
Johnson, 1987), mengemukakan bahwa didalam kelas, bahasa digunakan untuk
beberapa tujuan, seperti memberikan sambutan, memohon, memberikan informasi,
memerintahkan, dan seterusnya, walaupun pemakaiannya terbatas.
Dalam bahasa komunikatif, semua keterkaitan teori
mendasari apa yang digambarkan sebagai CLT, hal ini juga dapat di defenisikan
separangkat ajaran tentang alam bahasa dan pembelajaran bahasa yang mendasar
menyatukan tetapi meluas, secara teori di informasikan dengan baik.
Dari pekerjaan paling awal dalam CLT, Breen
& Savignon (Brown, 2001 : 43) sampai pada buku pelajaran pendidikan guru,
Brown, Lee, & Nunan (Brown, 2001 : 43) menyebutkan bahwa banyaknya definisi
yang tersedia membuat peneliti berjalan terhuyung-huyung.
Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa
pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
(Syafi’ie, 1993:17, Hymesdalam Brumfit, 1987:2, dan Djiwandono, 1996 : 13).
Menurut pandangan ini, pengajaran membaca bertitik tolak pada pertanyaan,
Mengapa seseorang membaca?
Syafi’ie (1993) menjelaskan bahwa istilah pendekatan
dalam pengajaran bahasa mengacu kepada teori-teori tentang hakikat bahasa dan
pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai landasan dan prinsip pengajaran
bahasa.
Lebih lanjut Syafi’ie (1993) menjelaskan bahwa
karakteristik pendekatan komunikatif adalah (1) kompetensi komunikatif lebih
bersifat dinamis daripada statis, (2) kompetensi komunikasi bersifat
kontekstual, (3) kompetensi komunikasi bersifat relatif, bergantung pada
aspek-aspek lain yang terkait, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
dan (4) kompetensi komunikasi berkaitan dengan dikotomi kompetensi kebahasaan
dan kompetensi performasi.
Komponen komunikasi itu meliputi unsur pelaku
komunikasi, cara berkomuniksi, waktu komunikasi, tempat komunikasi, dan
lain-lain (Djiwandono, 1996). Terkait dengan pendapat tersebut, Hymes (dalam
Brumfit dan Johnson, 1987) mengemukakan bahwa di dalam kelas, bahasa digunakan
dalam beberapa tujuan, seperti memberikan sambutan, memohon, memberikan
informasi, memerintahkan dan seterusnya, walaupun pemakaiannya terbatas.
a. Manfaat pendekatan
Adapun manfaat pendekatan komunikatif, menurut
pandangan Suwarsih Madya, (1991 : 8) adalah sebagai berikut :
1. Karena Transfer
belajar tidak selalu otomatis, usaha harus dilakukan untuk menanamkan kemampuan
potensial kepada siswa agar ia termotivasi untuk dapat menggeneralisasi
ungkapan komunikatif kaidah tata bahasa atau narasi yang dipelajarinya, dari satu
situasi sosio budaya ke situasi sosio-budaya yang lain setara.
2. Pendekatan spiral atau siklus sangat dianjurkan.
3. Titik permulaan
penyusunan kurikulum sampai ke unit pelajaran seyogyanya berupa fungsi-fungsi
komunikasi sosial bahasa yang diperlukan siswa dan.
4. Pendekatan
spiral digunakan dalam menyajikan fungsi bahasa yang damai di dalam situasi
sosio-budaya yang berbeda-beda.
Berdasarkan prinsip pendekatan komunikatif, pengajaran
membaca harus di dasarkan pada tujuan membaca dan diarahkan pada penggunaan
bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Alasan utama orang membaca adalah untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkannya dari teks sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari.
Hasil pengajaran bahasa Indonesia secara komunikatif
juga sangat tergantung pada peranan dan kualitas guru, pengajar. Sejauhmana
guru dapat menanamkan kemahiran fungsional bahasa di dalam diri siswa.
b. Langkah-langkah
pembelajaran pendekatan komunikatif
1. Tahap
persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan berbagai
strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan.
2. Tahap
pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan pendekatan
komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar,
sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.
3. Tahap evaluasi,
guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih menekankan pada aspek
kognitif dan afektif.






0 komentar:
Post a Comment