Thursday, October 2, 2014

Model Latihan Penelitian

Oleh Cahya Aristya Buana
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Latihan penelitian dimulai dengan menyajikan situasi yang penuh pertanyaan. Dengan situasi yang penuh teka-teki ini secara alami mahasiswa akan terdorong untuk memecahkan teka-teki itu. Dengan cara ini diyakini bahwa para mahasiswa dapat menjadi semakin sadar akan proses penelitian yang dilakukannya dan pada saat itu secara langsung dapat diajarkan cara melakukan prosedur penelitian yang bersifat ilmiah. Yang paling penting, demikian menurut Suchman sebagai pengembang model ini, menyajikan kepada para mahasiswa suatu sikap bahwa “pengetahuan itu bersifat tentatif” artinya selalu terbuka untuk dikaji secara terus menerus.
Jadi, pada dasarnya model ini mengikuti teori Suchman sebagai berikut :
1. Secara alami para mahasiswa akan mencari sesuatu segera setelah dihadapkan pada masalah,
2.   Mereka akan menjadi sadar tentang dan belajar mengenai strategi berpikir yang dimilikinya,
3.   Strategi baru dapat diajarkan secara langsung melengkapi strategi yang telah dimiliki, dan
4.  Penelitian yang bersifat kerjasama akan memperkaya proses berpikir dan membantu para mahasiswa untuk belajar tentang sifat tentatif dari pengetahuan, sifat selalu berkembang dari pengetahuan, dan menghargai berbagai alternatif penjelasan mengenai sesuatu hal.

Walaupun dalam prakteknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu :
1. Question (pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa)
2.  Student Engangement (keterlibatan aktif  siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru sebagai fasilitator.
3.   Cooperative Interaction (siswa diminta untuk berkomunikasi bekerja berpasangan dalam kelompok)
4.  Perfomance Evaluation (dalam menjawab permasalahan siswa diminta untuk membuat sebuah produk menghasilkan yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahannya yang sedang dipecahkannya)
5.    Variety of Resources (siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar).

Model latihan penelitian dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur dimana pengajar mengendalikan keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus ditempuh. Akan tetapi, harus tetap diperhatikan bahwa prinsip dan norma yang dikandung dalam model ini ialah kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Interaksi mahasiswa harus didorong dan digalakkan. Lingkungan intelektual juga ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai ide yang relevan. Dalam konteks ini pengajar dan mahasiswa seyogyanya berpartisipasi atas dasar persamaan derajat dalam menghadapi suatu ide.

Sarana yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah materi yang dapat dikonfrontasikan pengajar yang mampu mengerti proses intelektual dan strategi penelitian, dan sumber bahan yang mampu memberikan masalah-masalah yang menantang bagi para mahasiswa untuk melakukan penelitian.


0 komentar:

Post a Comment