Oleh Cahya Aristya Buana
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang
Latihan penelitian dimulai dengan menyajikan situasi yang penuh pertanyaan. Dengan situasi yang penuh teka-teki ini secara alami mahasiswa akan terdorong untuk memecahkan teka-teki itu. Dengan cara ini diyakini bahwa para mahasiswa dapat menjadi semakin sadar akan proses penelitian yang dilakukannya dan pada saat itu secara langsung dapat diajarkan cara melakukan prosedur penelitian yang bersifat ilmiah. Yang paling penting, demikian menurut Suchman sebagai pengembang model ini, menyajikan kepada para mahasiswa suatu sikap bahwa “pengetahuan itu bersifat tentatif” artinya selalu terbuka untuk dikaji secara terus menerus.
Jadi, pada dasarnya model ini mengikuti teori Suchman
sebagai berikut :
1. Secara alami para mahasiswa akan mencari sesuatu segera
setelah dihadapkan pada masalah,
2. Mereka akan menjadi sadar tentang dan belajar mengenai
strategi berpikir yang dimilikinya,
3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung melengkapi
strategi yang telah dimiliki, dan
4. Penelitian yang bersifat kerjasama akan memperkaya proses
berpikir dan membantu para mahasiswa untuk belajar tentang sifat tentatif dari
pengetahuan, sifat selalu berkembang dari pengetahuan, dan menghargai berbagai
alternatif penjelasan mengenai sesuatu hal.
Walaupun dalam
prakteknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada
situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan
metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu :
1. Question (pembelajaran
biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin
tahu siswa)
2. Student Engangement (keterlibatan
aktif siswa merupakan suatu keharusan
sedangkan peran guru sebagai fasilitator.
3. Cooperative Interaction (siswa
diminta untuk berkomunikasi bekerja berpasangan dalam kelompok)
4. Perfomance Evaluation (dalam
menjawab permasalahan siswa diminta untuk membuat sebuah produk menghasilkan
yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahannya yang sedang
dipecahkannya)
5.
Variety of Resources (siswa
dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar).
Model latihan
penelitian dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur dimana pengajar
mengendalikan keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian
yang harus ditempuh. Akan tetapi, harus tetap diperhatikan bahwa prinsip dan
norma yang dikandung dalam model ini ialah kerjasama, kebebasan intelektual,
dan kesamaan derajat. Interaksi mahasiswa harus didorong dan digalakkan.
Lingkungan intelektual juga ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai ide
yang relevan. Dalam konteks ini pengajar dan mahasiswa seyogyanya
berpartisipasi atas dasar persamaan derajat dalam menghadapi suatu ide.
Sarana yang
diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah materi yang dapat
dikonfrontasikan pengajar yang mampu mengerti proses intelektual dan strategi penelitian,
dan sumber bahan yang mampu memberikan masalah-masalah yang menantang bagi para
mahasiswa untuk melakukan penelitian.






0 komentar:
Post a Comment