Wednesday, January 7, 2015

Penerapan Metode dengan Benar dan Multikultural Sebagai Nyawanya



Oleh : Eka Widiyani
1102413109

Sebenarnya sangat sulit untuk saya menulis tentang sesuatu yang hanya berfokus pada topic itu-itu saja. Kali ini saya dan kanwan-kawan mendapat tugas menulis artikel tentang Metode-metode Pembelajaran. Saya lumayan jenuh dan ingin mencari sesuatu yang berbeda tapi bekerja secara menyeluruh dan tetap pada konteks metode-metode pembelajaran.
Saya tak ingin menjelaskan panjang lebar mengenai apa itu Metode Pembelajaran, karena Anda dapat membacanya melalui Mbah Google atau pada link rekan-rekan se-blog saya.
Ada hal menarik yang saya temukan dalam buku yang saya baca. Judulnya “Manifesto Pendidikan di Indonesia” yang ditulis oleh Benny Setiawan. Buku yang tak terlalu tebal, hanya 134 halaman. Ada hal yang sepatutnya menjadi perhatian kita sebagai tenaga kependidikan, yakni tentang “Pembelajaran berbasis multicultural”.

Pembelajaran berbasis multicultural dan penerapan metode pembelajaran
Bawasanya hal diatas menjadi sangat penting adanya dan sebaiknya pemahaman tentang multicultural  tak hanya diterapkan oleh guru namun juga oleh para siswa. Basis negara kita adalah multicultural, hal tersebut jelas adanya dimana kita memang tumbuh dan berkembang ditengah keberagaman masyarakat. Mulai dari keberagaman suku, agama, ras dan bahasa.
Siswa adalah agen perubahan dan guru adalah motor penggerak perubahan. Para agen tak akan bergerak dengan baik membentuk perubahan jika si motor masih leda-lede menggerakan si agen. Berawal dari seorang gurulah bagaimana proses pembelajaran dikelas berlangsung.
Ada banyak sekali metode pembelajaran yang bisa digunakan guna memperlancar proses pembelajaran. Namun disisilain, ada sebuah nilai penting dari sebuah “metode”, bukanhanya sekadar “cara” penyampaian suatu ilmu pengetahuan kepada peserta didik namun juga penanaman sikap toleransi dan menghargai sesamanya. Jika diibaratkan, suatu metode pembelajaran adalah cara sebuah keretauntuk berjalan dimana roda, tuas, mur, gerbong dan keseluruhan bagian kereta bergerak, rel adalah kurikulum dan guru adalah motornya, sedangkan speserta didik adalah para agen perubahan yang ingin diantarkan ke suatu tujuan. Lalu apa fungsi penerapan paham multicultural? Jawabanya adalah agar para agen dapat damai, saling mengenal, menghargai serta toleransi antar sesamanya hingga kereta sampai di tujuan.  

Editor : Agus Adi R  ||  1102413093

0 komentar:

Post a Comment