Oleh : Eka Widiyani
1102413109
Sebenarnya sangat sulit untuk saya menulis tentang
sesuatu yang hanya berfokus pada topic itu-itu saja. Kali ini saya dan
kanwan-kawan mendapat tugas menulis artikel tentang Metode-metode Pembelajaran.
Saya lumayan jenuh dan ingin mencari sesuatu yang berbeda tapi bekerja secara
menyeluruh dan tetap pada konteks metode-metode pembelajaran.
Saya tak ingin menjelaskan panjang lebar mengenai
apa itu Metode Pembelajaran, karena Anda dapat membacanya melalui Mbah Google
atau pada link rekan-rekan se-blog saya.
Ada hal menarik yang saya temukan dalam buku yang
saya baca. Judulnya “Manifesto Pendidikan di Indonesia” yang ditulis oleh Benny
Setiawan. Buku yang tak terlalu tebal, hanya 134 halaman. Ada hal yang
sepatutnya menjadi perhatian kita sebagai tenaga kependidikan, yakni tentang
“Pembelajaran berbasis multicultural”.
Pembelajaran berbasis
multicultural dan penerapan metode pembelajaran
Bawasanya hal diatas menjadi sangat penting adanya
dan sebaiknya pemahaman tentang multicultural tak hanya diterapkan oleh guru namun juga oleh
para siswa. Basis negara kita adalah multicultural, hal tersebut jelas adanya
dimana kita memang tumbuh dan berkembang ditengah keberagaman masyarakat. Mulai
dari keberagaman suku, agama, ras dan bahasa.
Siswa adalah agen perubahan dan guru adalah motor
penggerak perubahan. Para agen tak akan bergerak dengan baik membentuk
perubahan jika si motor masih leda-lede menggerakan si agen. Berawal dari
seorang gurulah bagaimana proses pembelajaran dikelas berlangsung.
Ada banyak sekali metode pembelajaran yang bisa
digunakan guna memperlancar proses pembelajaran. Namun disisilain, ada sebuah
nilai penting dari sebuah “metode”, bukanhanya sekadar “cara” penyampaian suatu
ilmu pengetahuan kepada peserta didik namun juga penanaman sikap toleransi dan
menghargai sesamanya. Jika diibaratkan, suatu metode pembelajaran adalah cara
sebuah keretauntuk berjalan dimana roda, tuas, mur, gerbong dan keseluruhan
bagian kereta bergerak, rel adalah kurikulum dan guru adalah motornya,
sedangkan speserta didik adalah para agen perubahan yang ingin diantarkan ke
suatu tujuan. Lalu apa fungsi penerapan paham multicultural? Jawabanya adalah
agar para agen dapat damai, saling mengenal, menghargai serta toleransi antar
sesamanya hingga kereta sampai di tujuan.
Editor : Agus Adi R || 1102413093
0 komentar:
Post a Comment