Oleh : Eka Widiyani
1102413109
Beberapa
waktu lalu saya berbincang dengan rekan saya, Mas Budi Wicaksono. Dalam
perbincangan kami ia banyak curhat tentang ketertarikanya untuk mempelopori
Unnes sebagai kampus inklusi. Ini menarik agaknya ia juga bersahabat dengan
Natalie salah seorang mahasiswa di Unnes, kebetulan Natalie adalah salah satu
mahasiswa berkebutuhan khusus. Ternyata kampus menyambut baik dengan gagasan
Mas Budi serta saya juga turut senang karena Natalie telah mendapatkan kursiroda
elektrik yang menunjang ia untuk beraktifitas serta mempermudah untuk dia
berkuliah tentunya.
Saat
menulis artikel ini saya jadi berpikir, kira-kira metode pembelajaran seperti
apa yang digunakan untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus seperti Natalie.
Berikut pembahasanya:
Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan
khusus, adalah penting untuk memilih strategi pengajaran tertentu yang dianggap
paling efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini akan tergantung pada gaya
belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode pengajaran yang
umumnya digunakan oleh guru anak berkebutuhan khusus.
1.
Communication
Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi
baik siswa antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru.
Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar
yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup
keterampilan verbal dan non-verbal, serta berbagai jenis simbol (katr, faco,
gambar).
2.
Task Analisis
Analisis tugas
adalah prosedur dimana tugas-tugas dipecah kedalam rangkaian komponen-komponen
langkah atau bagian kecil satu tujuan akhir atau sasaran. Analisis tugas
dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan ke dalam
indikator-indikator kompetensi. Analisis tugas untuk
menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh guru di sekolah sebagai tenaga professional, yang pada giliranya
ditentukan kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan , sehingga dapat pula
diketahui apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya sesuai dengan
kompetensi yang dituntut kepadanya. Kompetensi dasar berfungsi untuk
mengarahkan guru dan fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam
pembelajaran.
3.
Direct Instruction
Intruksi langsung adalah metode pengajaran yang
menggunakan pendekatan selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat,
dalam instruksi atau perintah. Metode ini memberikan pengalaman belajar yang
positif dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk
berprestasi. Pelajaran disampaikan dalam bentuk yang mudah dipelajari sehingga
anak mencapai keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran. Sintaknya adalah
orientasi, Prsentasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, refleksi,
latihan mandiri, dan evaluasi.
4.
Prompts
Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada
anak untuk menghasilkan respon yang benar. Prompts memberikan anak informasi
tambahan atau bantuan untuk menjalankan instruksi.
Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut:
5.
Verbal Prompts
Bentuk informasi verbal yang memberikan tambahan
pada instruksi tugas. Instruksi memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya
6.
Modelling
Modelling adalah memberi tahu anak apa yang harus
dilakukannya atau bagaimana melakukannya dengan mendemonstrasikan tugas.
7.
Gestural Prompts
Gestural Prompts adalah bantuan dalam bentuk isyarat
dapat mencakup tangan, lengan, muka, atau gerakan tubuh lainnya yang dapat
mengkomunikasikan informasi visual special spesifik.
8.
Physical Prompts
Physical Prompts adalah melibatkan kontak fisik,
physical prompts digunakan hanya bila prompts yang lain tidak memberikan
informasi cukup pada anak untuk mengerjakan tugas atau bila anak belum sampai
mengembangkan kemampuan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.
9.
Peer Tuturial
Peer tutorial adalah dimana seorang siswa yang mampu
(pandai) dipasangkan dengan temannya yang mengalami kesulitan/hambatan. Didalam
pemasangan seperti ini siswa yang mampu bertindak sebagai tutor (pengajar).
10.
Cooperative Learning
Cooperative learning merupakan salah satu cara yang
paling efektif dan menyenangkan untuk mengarahkan beberapa siswa dengan
berbagai derajat kemampuan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan salah satu
tugas. Cooperative learning mengembangkan lingkungan yang positif dan
mendukung, yang mendorong penghargaan pada diri sendiri, menghargai pendapat
orang lain dan menerima perbedaan individu.
Editor : Agus Adi R || 1102413093






0 komentar:
Post a Comment