Saturday, January 3, 2015

Metode Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus



Oleh : Eka Widiyani
1102413109

Beberapa waktu lalu saya berbincang dengan rekan saya, Mas Budi Wicaksono. Dalam perbincangan kami ia banyak curhat tentang ketertarikanya untuk mempelopori Unnes sebagai kampus inklusi. Ini menarik agaknya ia juga bersahabat dengan Natalie salah seorang mahasiswa di Unnes, kebetulan Natalie adalah salah satu mahasiswa berkebutuhan khusus. Ternyata kampus menyambut baik dengan gagasan Mas Budi serta saya juga turut senang karena Natalie telah mendapatkan kursiroda elektrik yang menunjang ia untuk beraktifitas serta mempermudah untuk dia berkuliah tentunya.
Saat menulis artikel ini saya jadi berpikir, kira-kira metode pembelajaran seperti apa yang digunakan untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus seperti Natalie. Berikut pembahasanya:
         Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan khusus, adalah penting untuk memilih strategi pengajaran tertentu yang dianggap paling efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini akan tergantung pada gaya belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode pengajaran yang umumnya digunakan oleh guru anak berkebutuhan khusus.
1.      Communication
      Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik siswa antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup keterampilan verbal dan non-verbal, serta berbagai jenis simbol (katr, faco, gambar).
2.      Task Analisis
      Analisis tugas adalah prosedur dimana tugas-tugas dipecah kedalam rangkaian komponen-komponen langkah atau bagian kecil satu tujuan akhir atau sasaran. Analisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi.  Analisis tugas untuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru di sekolah sebagai tenaga professional, yang pada giliranya ditentukan kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan , sehingga dapat pula diketahui apakah seorang siswa telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dituntut kepadanya. Kompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran.
3.      Direct Instruction
      Intruksi langsung adalah metode pengajaran yang menggunakan pendekatan selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam instruksi atau perintah. Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi. Pelajaran disampaikan dalam bentuk yang mudah dipelajari sehingga anak mencapai keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran. Sintaknya adalah orientasi, Prsentasi,  latihan terstruktur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.
4.      Prompts
      Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan respon yang benar. Prompts memberikan anak informasi tambahan atau bantuan untuk menjalankan instruksi.
Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut:
5.      Verbal Prompts
       Bentuk informasi verbal yang memberikan tambahan pada instruksi tugas. Instruksi memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya
6.      Modelling
Modelling adalah memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya atau bagaimana melakukannya dengan mendemonstrasikan tugas.
7.      Gestural Prompts
      Gestural Prompts adalah bantuan dalam bentuk isyarat dapat mencakup tangan, lengan, muka, atau gerakan tubuh lainnya yang dapat mengkomunikasikan informasi visual special spesifik.
8.      Physical Prompts
       Physical Prompts adalah melibatkan kontak fisik, physical prompts digunakan hanya bila prompts yang lain tidak memberikan informasi cukup pada anak untuk mengerjakan tugas atau bila anak belum sampai mengembangkan kemampuan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
9.      Peer Tuturial
         Peer tutorial adalah dimana seorang siswa yang mampu (pandai) dipasangkan dengan temannya yang mengalami kesulitan/hambatan. Didalam pemasangan seperti ini siswa yang mampu bertindak sebagai tutor (pengajar).
10.  Cooperative Learning
       Cooperative learning merupakan salah satu cara yang paling efektif dan menyenangkan untuk mengarahkan beberapa siswa dengan berbagai derajat kemampuan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan salah satu tugas. Cooperative learning mengembangkan lingkungan yang positif dan mendukung, yang mendorong penghargaan pada diri sendiri, menghargai pendapat orang lain dan menerima perbedaan individu.
Editor : Agus Adi R  ||  1102413093

0 komentar:

Post a Comment