Tuesday, December 16, 2014

Teori Pembelajaran Kognitif Menurut David Ausubel

oleh : Afidatun Nafiah

Sebagai pelopor aliran kognitif, David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Selanjutnya dikatakan bahwa pembelajaran dapat menimbulkan belajar bermakna jika memenuhu prasyarat yaitu : (1) materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial dan (2) anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna. Kebermaknaan materu pelajaran secara potensial tergantung dari materi itu memiliki kebermaknaan logis dan gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Berdasarkan pandangannya tentang belajar bermakna, maka David Ausubel mengajukan 4 prinsip pembelajaran: kerangka cantolan, deferensi progresif, penyesuaian integrative dan belajar superordinat.
1.      Kerangka Cantolan (Advance Organizer)
Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan pendidik dalam membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. Pada saat mengawali pembelajaran dengan presentasi suatu pokok bahasan sebaiknya kerangka cantolan itu digunakan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna
2.      Diferensiasi Progresif
Dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan elaborasi konsep-konsep.
3.      Belajar Superordinat
Adalah proses struktruk kognitif yang mengalami pertumbuhan kea rah diferensiasi. Belajar superordinate akan terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya merupakan unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas dan inklusif.
4.      Penyesuaian Integratif
Pada suatu saat peserta didik kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa 2 atau lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau bila nama yang sama diterapkan pada lebih satu konsep.

0 komentar:

Post a Comment