oleh : Afidatun Nafiah
Sebagai pelopor aliran
kognitif, David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful
learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan
konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Selanjutnya dikatakan bahwa pembelajaran dapat menimbulkan belajar bermakna
jika memenuhu prasyarat yaitu : (1) materi yang akan dipelajari bermakna secara
potensial dan (2) anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna.
Kebermaknaan materu pelajaran secara potensial tergantung dari materi itu
memiliki kebermaknaan logis dan gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat
dalam struktur kognitif peserta didik. Berdasarkan pandangannya tentang belajar
bermakna, maka David Ausubel mengajukan 4 prinsip pembelajaran: kerangka
cantolan, deferensi progresif, penyesuaian integrative dan belajar
superordinat.
1.
Kerangka Cantolan (Advance Organizer)
Pengatur
awal atau bahan pengait dapat digunakan pendidik dalam membantu mengaitkan
konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. Pada saat mengawali
pembelajaran dengan presentasi suatu pokok bahasan sebaiknya kerangka cantolan
itu digunakan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna
2.
Diferensiasi Progresif
Dalam
proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan elaborasi konsep-konsep.
3.
Belajar Superordinat
Adalah
proses struktruk kognitif yang mengalami pertumbuhan kea rah diferensiasi.
Belajar superordinate akan terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya merupakan unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas dan
inklusif.
4.
Penyesuaian Integratif
Pada suatu saat
peserta didik kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa 2 atau lebih nama
konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau bila nama yang sama
diterapkan pada lebih satu konsep.
0 komentar:
Post a Comment