oleh : Afidatun Nafiah
Dalam teori
pembelajaran ini terdapat belajar aktif, artinya bahwa proses pembelajaran
adalah proses aktif karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar.
Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu
kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan
percobaan, manipulasi symbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban
sendiri. Membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.
Kemudian ada belajar lewat interaksi social, ini artinya
bahwa dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya
interaksi diantara subjek belajar. Teori ini percaya bahwa belajar bersama,
baik diantara sesame anak-anak maupun dengan orang dewasa akan membantu
perkembangan kognitif mereka. Tanpa interaksi social perkembangan kognitif anak
akan tetap bersifat egosentris. Sebaliknya lewat interaksi social perkembangan
kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif anak
akan diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternative tindakan.
Selanjutnya teori pembelajaran ini
terdapat belajar lewat pengalaman sendiri, ini artinya bahwa perkembangan
kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata
daripada Bahasa yang digunakan berkomunikasi. Bahasa memang memegang peranan
penting dalam perkembangan kognitif namun bila menggunakan Bahasa yang
dugunakan dalam berkomunikasi tanpa pernah karena pengalaman sendiri maka
perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme. Pembelajaran
disekolah hendaknya dimulai dengan memberi pengalaman-pengalaman nyata daripada
dengan pemberitahuan-pemberitahuan atau pernyataan-pernyataan yang jawabannya
harus persis seperti yang dimau pendidik. Disamping akan membelenggu anak dan
tiadanya interaksi social, belajar verbal tidak penunjang perkembangan kognitif
anak yang lebih bermakna. Oleh karena itu teori ini sependapat dengan prinsip
pendidikan dari kongkrit ke abstrak, dari khusus ke umum.







0 komentar:
Post a Comment