Wednesday, December 24, 2014

Mengenal Ausubel



Oleh : Slamet Zainal A.
slametzainal_abidin@yahoo.com
 

David Paul Ausubel(1918-2008) merupakan salah seorang ahli psikologi Amerika. Beliau telah memberi banyak sumbangan yang penting khususnya dalam bidang psikologi pendidikan, sains kognitif dan juga pembelajaran pendidikan sains. Ausubel dilahirkan pada 25 Oktober 1918 dan dibesarkan di Brooklyn, New York.  Beliau mendapat pendidikan di University of Pennsylvania dan mendapat ijazah kehormatan pada tahun 1939 dalam bidang psikologi. Kemudian Ausubel menamatkan pelajarannya di sekolah perubatan di Universiti Middlesex. Beliau juga  telah berkhidmat dengan jabatan pertahanan US Public Health Service, dan telah memperoleh   M.A dan Ph.D dalam Psikologi Perkembangan dari University Columbia pada 1950. Pada 1973 Ausubel membuat keputusan untuk  bersara dari bidang akademik dan menyertai latihan psikiatri. Sepanjang menjalani latihan psikaitri, Ausubel telah menghasilkan berbagai judul buku dan artikel tentang psikiatri dan jurnal psikologikal. Pada tahun 1976, beliau telah menerima Anugerah Thorndike dari Persatuan Psikologi Amerika bagi sumbangan beliau yang memberangsangkan dalam bidang psikologi dalam pendidikan. Pada umur 75 tahun, Ausubel bersara dari bidang professional dan melibatkan diri sepenuhnya dalam penulisan dan telah menghasilkan empat buah buku yang terkenal.
Adapun teori yang terkenal yang dikemukakan Ausubel adalah teori belajar bermakna, dimana beliau mengemukakan bahwa belajar bermakna adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kemudian beliau mengklasifikasikan belajar berdasarkan menyajikan materi dibedakan menjadi dua yaitu (1) penerimaan dan (2) penemuan. Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran yaitu: (1) belajar bermakna dan (2) belajar hafalan.
   
Adapun prasyarat belajar bermakna yang dikemukakan beliau sebagai berikut; 1) Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial. Materi dikatakan bermakna secara potensial apabila materi tersebut memiliki kebermaknaan secara logis dan gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa, 2) Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat dalam belajar bermakna. Dan tiga kelebihan dari teori belajar bermakna, yakni; a) Informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih lama untuk diingat, b) Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip, c) Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.
Sedangkan langkah-langkah dan contoh dalam penerapan teori ini yang sesuai pernyataan Ausubel bahwa faktor yang paling penting mempengaruhi siswa belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Yakinilah ini dan ajarlah dia demikian. Pernyataan Ausubel tersebutlah yang menjadi inti teori belajarnya. Jadi, agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita perhatikan, yaitu :
  • Pengatur awal. Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan untuk membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap sebagai pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.
  • Diferensiasi Progresif. Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan elaborasi konsep. Pengembangan konsep berlangsung paling baik, bila unsur-unsur yang paling umum diperkenalkan terlebih dulu, baru kemudian hal-hal yang lebih khusus dan detail dari konsep tersebut.
  • Belajar Superordinat. Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas, lebih inklusif.
  • Penyesuaian integratif. Dalam mengajar, bukan hanya urutan menurut diferensiasi progresif yang diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan bagaimana konsep-konsep baru dihubungkan pada konsep-konsep superordinat. Kita harus memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru dihubungkan dan dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit dan bagaimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi sekarang mengambil arti baru.
Adapun contoh penerapan teori ini yaitu pada pembelajaran matematika sebagai berikut; dalam belajar program linier, siswa yang belajar bermakna bisa mengkaitkannya dengan materi menggambar grafik fungsi linear dan menyelesaikan pertidaksamaan linear serta mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan program linier. Dan sebaliknya apabila tidak bermakna, maka siswa tidak bisa mengkaitkannya dengan materi sebelumnya dan tidak mampu mengaplikasikannya. (Dikutip dari E-book ‘Educational Psychology: A cognitive View’ .1968) pada 20-12-2014 13.23 WIB.


0 komentar:

Post a Comment