Oleh Rian Rifqi Ariyanto
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang
Model ini termasuk dalam kelompok model
pengajaran personal dan tokoh utamanya yaitu Carl Rogers (1961, 1971).
Kemunculan model ini diawali dengan adanya sikap Roger terhadap konseling tak
terarah, dimana seorang klien memiliki kapasitas untuk menghadapi
permasalahannya dan menentukan hidupnya sendiri dengan tetap dibimbing dan
diarahkan. Karena itu, dalam model ini, seorang guru harus bisa menghargai
kemampuan setiap siswa dalam mengidentifikasi masalah mereka sendiri dan
menemukan solusinya. Model pengajaran tidak terarah lebih fokus pada pengasuhan
dan bimbingan pada siswa dibanding mengontrol urutan proses pembelajaran. Model
ini juga menekankan pada pengembangan gaya pembelajaran yang efektif dan jangka
panjang serta pengembangan karakter pribadi yang kuat dan bisa diarahkan.
Model ini tidak membidik instruksi jangka
pendek ataupun sasaran materi pembelajaran. Adapun tahapan (Sintak) dari model
ini adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Identifikasi
Masalah Personal
v Guru
mendorong siswa untuk mengungkapkan apa saja yang sedang dirasakan.
Tahap 2 : Penulusuran Masalah
v Siswa
didorong untuk menjabarkan masalah.
v Guru
menerima dan mengapresiasi perasaan siswa.
Tahap 3 : Pengembangan
Wawasan
v Siswa
mendiskusikan masalah
v Guru
memberi semangat untuk memecahkan masalahnya.
Tahap 4 : Perencanaan dan
Pembuatan Keputusan
v Siswa
merencanakan rangkaian proses pengambilan keputusan.
v Guru
menjelaskan keputusan yang akan diambil.
Tahap 5 : Keterpaduan
v Siswa
mendapat wawasan lebih mendalam dan mengembangkan tindakan yang lebih positif.
v Guru
bekerja sebagai penyemangat.
Tahap 6 : Tindakan di Luar
Wawancara
v Siswa
mulai melakukan tindakan yang positif
Dalam model ini tidak mengenal yang namanya
reward dan punishment. Reward dalam wawancara tidak terarah lebih subtil dan
bersifat intrinsik – penerimaan, pemahaman, dan empati dari guru. Di sini siswa
mengembangan kepercayaandirinya sendiri, sehingga bisa memperoleh pengetahuan
mengenai diri sendiri dan reward psikologi. Peran guru dalam model ini yaitu
mendampingi siswa, berempati pada kepribadian dan masalah yang dihadapi,
mendorong siswa mengungkapkan masalah yang dihadapi dan perasaan yang sedang
dirasakan, bertanggung jawab atas tindakan siswa, dan merencanakan
sasaran-sasaran dan metode-metode dalam mencapai karakteristik siswa.
Sumber :
Huda, M. (2013). Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar Offset.
0 komentar:
Post a Comment