Friday, October 10, 2014

Model Pengajaran Tak Terarah

Oleh Rian Rifqi Ariyanto
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Model ini termasuk dalam kelompok model pengajaran personal dan tokoh utamanya yaitu Carl Rogers (1961, 1971). Kemunculan model ini diawali dengan adanya sikap Roger terhadap konseling tak terarah, dimana seorang klien memiliki kapasitas untuk menghadapi permasalahannya dan menentukan hidupnya sendiri dengan tetap dibimbing dan diarahkan. Karena itu, dalam model ini, seorang guru harus bisa menghargai kemampuan setiap siswa dalam mengidentifikasi masalah mereka sendiri dan menemukan solusinya. Model pengajaran tidak terarah lebih fokus pada pengasuhan dan bimbingan pada siswa dibanding mengontrol urutan proses pembelajaran. Model ini juga menekankan pada pengembangan gaya pembelajaran yang efektif dan jangka panjang serta pengembangan karakter pribadi yang kuat dan bisa diarahkan.
Model ini tidak membidik instruksi jangka pendek ataupun sasaran materi pembelajaran. Adapun tahapan (Sintak) dari model ini adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Identifikasi Masalah Personal
v Guru mendorong siswa untuk mengungkapkan apa saja yang sedang dirasakan.
Tahap 2 : Penulusuran Masalah
v Siswa didorong untuk menjabarkan masalah.
v Guru menerima dan mengapresiasi perasaan siswa.
Tahap 3 : Pengembangan Wawasan
v Siswa mendiskusikan masalah
v Guru memberi semangat untuk memecahkan masalahnya.
Tahap 4 : Perencanaan dan Pembuatan Keputusan
v Siswa merencanakan rangkaian proses pengambilan keputusan.
v Guru menjelaskan keputusan yang akan diambil.
Tahap 5 : Keterpaduan
v Siswa mendapat wawasan lebih mendalam dan mengembangkan tindakan yang lebih positif.
v Guru bekerja sebagai penyemangat.
Tahap 6 : Tindakan di Luar Wawancara
v Siswa mulai melakukan tindakan yang positif
Dalam model ini tidak mengenal yang namanya reward dan punishment. Reward dalam wawancara tidak terarah lebih subtil dan bersifat intrinsik – penerimaan, pemahaman, dan empati dari guru. Di sini siswa mengembangan kepercayaandirinya sendiri, sehingga bisa memperoleh pengetahuan mengenai diri sendiri dan reward psikologi. Peran guru dalam model ini yaitu mendampingi siswa, berempati pada kepribadian dan masalah yang dihadapi, mendorong siswa mengungkapkan masalah yang dihadapi dan perasaan yang sedang dirasakan, bertanggung jawab atas tindakan siswa, dan merencanakan sasaran-sasaran dan metode-metode dalam mencapai karakteristik siswa.
Sumber :
Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar Offset.


0 komentar:

Post a Comment