Oleh Darsiyah
Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang
Dalam pembelajaran yang disampaikan guru di sekolah, biasanya guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan atau pun tertulis akan tetapi juga menggunakan strategi, strategi yang dipakai seperti model pembelajaran bermain peran. Bermain peran atau role-playing adalah metode atau strategi pembelajaran yang termasuk ke dalam kelompok model pembelajaran sosial. Model pembelajaran ini menekankan peran pada sifat sosial pembelajaran dan memandang bahwa perilaku kooperatif dapat merangsang siswa baik secara sosial maupun intelektual.
Seorang guru
dituntut untuk kreatif sehingga dalam menyampaikan materi kepada siswa atau pun
dalam memecahkan masalah tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton melainkan
memilih variasi yang lain yang sesuai. Bermain peran merupakan salah satu
alternative yang dapat digunakan. Bermain peran dalam pembelajaran merupakan
usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah
identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi untuk hal ini sejumlah
peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lain sebagai pengamat.
Hakekat bermain
peran, terletak pada keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi
masalah yang sedang dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran,
diharapkan para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaannya, memperoleh
wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya, mengembangkan keterampilan dan
sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan mengeksplorasi inti
permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.
Langkah-langkah
dalam model ini yaitu : (1) Pemanasan suasana kelompok, (2) Seleksi partisipan,
(3) Pengaturan setting, (4) Persiapan pemilihan siswa sebagai pengamat, (5)
Pemeranan, (6) Diskusi dan evaluasi, (7) Pemeranan kembali, dan (8) diskusi dan
evaluasi.
Sumber : Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang
: Pustaka Pelajar Offset
0 komentar:
Post a Comment